Nada-da || thirty two

21.1K 1K 37
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua.

**********************************

"Nata!"

Flora menatap Nata yang tengah duduk menyilangkan kaki diatas sofa menenteng sebuah majalah bisnis. Keenam netra mereka bertemu beradu pandang jadi satu.

Tatapan Flora dengan keheranannya, tatapan benci dari Agas dan tatapan kaget dari Nata menjadi satu kesatuan tatapan yang sulit diartikan. Ketiganya terdiam membeku untuk beberapa saat.

Flora langsung berlari kecil masuk kedalam memeluk tubuh Nata tidak peduli lagi deretan cctv yang dipasang disetiap sudut. Rasa rindunya mengalahkan akal sehat.

"Flora! Shit!" Agas langsung mengacak rambutnya frustasi melihat Flora terlalu gegabah dalam bertindak.

Kedua netra Agas menatap sudut ruang mencari kamera pengintai, sayangnya tidak ada satupun benda yang menempel disudut atas.

"Aman," batin Agas dengan menghela nafas pelan.

Langkah kaki tegap itu menyusul kearah dua sahabat yang masih duduk berpeluk rindu. Rasanya Agas juga ingin memeluk Nata sama seperti Flora, namun hal itu ia urungkan mengingat ada misi penting dibaliknya.

"Ekhem.." Agas berdehem memutus pelukan keduanya.

Flora melepas pelukannya meraih tangan Nata,

"Nat, banyak banget yang pengin aku tanya sama kamu tapi mengingat rumah ini sepertinya tidak aman bagaimana jika kita pergi dari sini?"

Nata menghela nafas panjang meletakan majalah tersebut di atas nakas.

"Flo, aku juga memiliki pertanyaan banyak banget buat kalian tapi...." cukup lama Nata menjeda ucapannya memikirkan sesuatu kemungkinan terburuk buat kedua temannya.

"Eumm begini saja, sebaiknya kalian cepat pergi dari sini karena pemilik rumah tidak suka ada orang asing masuk."

"Nat..." ucapan Flora terjeda dengan tepukan halus daei Agas pada punggungnya.

Wanita itu mendongkak menatap Agas yang memberi kode, ia menurut lalu berdiri dari sofa. Kini Agas lah yang duduk di depan Nata mengambil tangan lentik tersebut untuk masuk kedalam genggaman.

"Nata,"

Nata mengeritkan kening samar, kedua netra mereka bertemu beradu pandang. Sedang tangan Agas yang lain berusaha mencari sesuatu dalam saku. Tubuhnya sedikit dicondongkan kedepan agar posisinya lebih dekat.

"Aku mencintaimu Nat,"

Dalam beberapa detik Nata langsung pingsan dipelukan Agas setelah kain berwarna biru itu menempel diarea bibir.

"Agas! Apa yang kamu lakukan!"

"Diam dan cepat bantu aku membereskan semua!"

"Engga! Ini tindakan kriminal Gas, bagaimana jika terjadi sesuatu yang berbahaya pada Nata."

"Sudahlah kamu tenang saja, aku telah merancang semua dengan baik!"

Agas merebahkan tubuh Nata diatas sofa, tubuhnya beralih dari sana untuk membongkar ransel.

Pria itu telah menyiapkan semua dengan baik, mulai dari alat bius, tali, dan alat-alat lain yang bisa digunakan untuk melawan pengawal James.

"Cepat ambil tali di ranselmu."

"Apa? Ranselku?"

"Cepat Flora!"

Flora yang takut dan gemetar akhirnya menurut apa yang diperintahkan Agas. Wanita itu kaget saat membuka ransel yang isinya membuatnya terdiam. Banyaknya alat-alat kejahatan ada diranselnya seperti pisau, pistol, borgol, tali, obat yang entah apa kegunaannya dan berbagai alat lain.

NATA-DA (END) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora