Nata-da || sixteen

29.2K 1K 22
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua...

**********************************

Nata merapikan penampilan di depan cermin, mencepol rambutnya asal. Sentuhan terakhir adalah mengoleskan parfum ke permukaan kulit. Hari ini rencananya Nata akan bekerja seperti biasa lalu datang ke kampus menemui seseorang.

Mereka telah melakukan janji lima belas menit yang lalu dan keputusan final akan bertemu di kampus.

"Oke, semua telah rapi saatnya berangkat."

Pelan tapi pasti Nata membuka walk in closet agar tidak menimbulkan suara, berjalan mindik-mindik menuju pintu. Untungnya James masih tertidur pulas dibawah selimut tebal sehingga Nata tidak perlu repot-repot mencari alasan keluar rumah.

Berhasil! Nata berhasil melewati ranjang dan sampai di pintu dengan selamat. James tidak akan menyadari kepergian Nata karena dia bangun lebih awal darinya.

Langkah panjang itu terus menyusuri koridor hingga Nata sampai di lift. Rupanya pagi ini penjagaan tidak terlalu ketat hingga Nata bisa melenggang bebas. Robby yang biasa setia di depan lift pun tidak menampakan batang hidung, entah kemana penghuni rumah sehingga suasana sunyi.

Tiga puluh menit kemudian Nata sampai di toko tempatnya bekerja, dia langsung menuju kedalam mengganti pakaian.

Nata keluar kamar ganti menatap sekeliling, suasananya sepi, kursi yang biasa di tempati wanita tua itu kosong, Sari yang biasa datang lebih awal juga belum menampakan wajah padahal jarum jam telah menunjuk angka delapan.

Nata berkacak pinggang mengira arlojinya mengalami kerusakan namun saat dia melirik jam dinding, jarum pendek menunjuk di angka delapan sama persis dengan waktu pada arlojinya.

Nata berfikir sekarang dia sedang di kerjai untuk suatu kejutan tapi hari ini bukan hari spesialnya jadi kejutan sangat mustahil. Nata melangkah menuju dapur, ruang tengah, serta kamar ganti yang biasa Sari tempati. Barang-barang yang biasa mengisi almari itu belum terlihat bisa dipastikan jika Sari belum datang.

Nata mencoba menghubungi Sari memastikan jika dia tidak lupa hari kerja. Sayangnya suara operator yang menjawab panggilan, nomor Sari tidak bisa dihubungi.

"Ish, kemana sih mereka, udah lima belas menit terbuang sia-sia cuma buat mastiin keberadaannya."

Nata berkacak pinggang mulai lelah bermain teka-teki. Ini hal yang paling tidak disukai Nata, memecahkan teka-teki dengan bermain kemungkinan.

"Oke Sari, aku nyerah. Kamu boleh keluar menunjukan kejutannya. Tenang akan pura-pura kaget." Nata mengangkat kedua tangan tanda menyerah.

Sepuluh menit berlalu tiba-tiba pintu didobrak paksa dari luar, Nata cukup kaget mendengarnya memasang wajah menyebalkan agar kejutan itu sukses.

Sayangnya bukan Sari dan pemilik toko yang keluar dari pintu tersebut melainkan James. Kening Nata berkerut samar melihat bagaimana wajah bringas James kini ada didepannya. Seingat Nata, James masih tidur pulas saat dia pergi.

"Kenapa? Kaget?"

Nata terdiam membeku, dia telah salah mengambil langkah hingga James kini berada di depannya ditempat yang seharusnya tidak dikunjungi. Nata juga tidak tahu harus berbuat apa karena batinnya masih jengkel dengan menghilangnya Sari dan pemilik toko.

Tunggu! Menghilang? Segala kemungkinan bisa saja terjadi dengan kekuasaan James. Nata yakin Sari dan pemilik toko sedang tidak mengerjainya melainkan menghilang.

"Dimana teman saya?"

James berjalan mendekat ke arah Nata, mempersempit jarak keduanya.

"Mereka aman jika kau tidak banyak tingkah!"

NATA-DA (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant