Nata-da || twenty three

25.6K 1.1K 51
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua..

**********************************

"Flo, aku balik dulu ya mau ambil barang-barang." ucap Nata menuruni tangga,

"Nginep apa pindahan?"

"Nginep tapi cuma beberapa hari,"

"Ya udah terserah,"

"Mau nitip apa?"

"Ngga usah, stok sayur dan mie instan masih banyak."

Nata mengangkat ibu jari berlalu dari sana sebelum hari semakin siang. Rencananya hari ini Nata akan pulang ke kos mengambil beberapa perlengkapan selama tinggal di rumah Flora.

Nata hanya ingin menenangkan diri dari rumitnya beban yang dialami, jika di rumah Flora ia akan terhibur dengan tingkah polahnya Guma yang menggemaskan.

Langkah kaki mulai membawanya berjalan menyusuri komplek untuk bisa menemukan angkutan umum. Rumah Flora berada di sebuah kompleks minimalis sehingga tidak ada kendaraan umun berlalu lalang yang ada hanya kendaraan pribadi.

Nata duduk di halte tempat biasa dia menunggu bus, menyandarkan kepala pada tiang. Helaan nafas kasar saat menatap lalu lintas padat merayap membuat Nata jenuh. Ia teringat saat-saat bekerja sebagai kurir pengantar bunga dimana setiap hari Nata harus bergelut dengan debu, jalanan yang padat serta terik matahari.

Nata ingin kembali bekerja namun situasi masih belum memungkinkan.

"Mba mau naik ngga? Dari tadi di panggil ngelamun aja." suara kenet bus berteriak memaki Nata.

Nata gelagepan menetralisir jantung yang hampir melompat akibat teriakan.

"Iya bang,"

Bus mulai berjalan berbaur dengan kendaraan lain. Suasana kota yang gersang tanpa pepohonan membuat hawa panas menyengat sampai ubun-ubun. Matahari terasa berjarak satu jengkal diatas kepala meski berada didalam bus.

Nata memejamkan mata sekejap untuk mengurangi kantuk yang mulai menyerang.

"Mba.. Mba anda mau turun dimana? Kita sudah sampai di halte." tepuk seorang kenet bus membangunkan Nata.

Nata membuka mata menatap sekeliling yang sudah sepi. Para penumpang lebih dulu turun tersisa Nata yang keenakan tidur.

"Turun disini aja bang."

Nata menuruni bus berjalan kaki hingga di depan gang tempat biasa angkutan umum berjejer menunggu penumpang.

Dari halte menuju kos-kosan berjarak kurang lebih tiga ratus kilo meter, tidak jauh memang tapi membuat kaki ngilu jika tidak terbiasa.

Knop pintu terbuka, Nata menatap kamar kecil yang biasa ia tiduri tempat dimana Nata mengadu segala keluh kesah kembali menyambutnya.

Sebelum membereskan pakaian Nata merebahkan tubuh mengistirahatkan kaki yang pegal. Maklum saja satu bulan lebih hidup di rumah James Nata tidak terbiasa jalan jauh hingga membuat kakinya semakin manja.

Kedua matanya menatap langit-langit kamar yang di cat putih, bayangan James tiba-tiba terlintas di atap menari mengejek ketidakberdayaannya. Nata menggeleng cepat menghilangkan bayang-bayang itu.

Namun bukannya hilang, bayangan James terus saja menari menjelma seolah itu nyata.

"Ah pergi kau pria hypersex." teriakan Nata melempar bantal ke langit kamar.

Sialnya bantal itu mengenai wajahnya karena pantulan dari atap yang akan langsung terjatuh saat benda berat dilempar.

"Aauhh sakit!" ucap Nata memegang kepala.

NATA-DA (END) Where stories live. Discover now