Nata-da || fourteen

31K 1.1K 20
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semuah..

*********************************

Nata menghela nafas kasar saat motor Agas meninggalkan gang, tidak ada acara menoleh seperti pada adegan drama tidak ada pula ucapan selamat malam. Nata terus melangkah hingga langkah kaki tiba di depan kos.

Tangannya mencari kunci pada dasar ransel, menempelkannya pada gagang pintu. Sesuatu yang janggal tiba-tiba mengganggu fikiran, seperti pintu tidak lagi terkunci. Namun karena efek lelah, Nata tidak memperdulikan dan langsung nyelonong masuk, Tubuhnya lebih membutuhkan istirahat dari pada memikirkan hal-hal yang kurang penting.

Saat lampu kamar menyala sempurna, Nata dibuat terkejut dengan kehadiran seseorang yang tengah duduk didepan meja belajarnya. Pria itu menyilangkan kaki, memainkan bulu-bulu halus dusekitaran dagu serta menatapnya tajam.

"Tu-tuan James?" tenggorokannya mendadak tercekik seperti menelan tulang ikan, tubuhnya membeku hingga tanpa sadar Nata menutup pintu cukup keras.

Wajah Nata menjadi pucat pasi melihat raut wajah bringas James. Pria itu terus menerus menatap ke arah Nata dengan sebuah seringai. Nata merasa kecil saat James menatap dengan netra birunya.

Saat ini, Nata sedang berada di kos-kosan bukan rumah mewah milik James. Padahal satu hari lalu James telah memperingatkan agar Nata kembali ke rumahnya namun Nata malah menetap hingga pria itu kembali.

"Bagus, sudah merasa pemberani sekarang,"

James bangkit melangkah kearah dimana Nata berdiri. Masih dengan tatapan tajamnya, James menarik dagu Nata dengan kuat, menekannya agar kedua netra mereka saling tatap.

Sejujurnya Nata sangat takut tapi berusaha untuk kuat melawan James. Pria itu akan merasa diatas angin jika Nata menunjukan sisi ketakutannya.

Kedua netra mereka akhirnya bertemu dan saling tatap, masuk kedalam retina masing-masing mencari sumber ketakutan satu sama lain.

"Dari mana saja jam segini baru pulang huh?"

"Bu-bukan u-rusan an-da."

"Jelas menjadi urusan saya, kamu lupa siapa kamu saat ini?"

Nata terdiam "Baik jika memang kamu lupa saya akan bantu ingatkan."

James memajukan wajah hingga saat ini posisi mereka berdekatan tanpa jarak, hanya terpaut satu inci saja.

"Kamu adalah jalang! Jalang dari seorang James!"

James menekan kalimat jalang agar Nata bisa menempatkan diri pada siapa dia harus tunduk. 

"Jalang? Padahal ada sapaan yang lebih terhormat dari jalang!"

Kedua alis James berkerut samar,

"Apa itu?"

"Kekasih bayaran!"

James tertawa, tawa yang membuatnya menyunggingkan bibir. Sejenak tawa itu hilang digantikan seringai.

"Jadi kamu sedang meminta saya menjadi kekasih?"

"Tidak! Kata itu akan enak di dengar dari pada jalang karena saya tidak pernah berniat menjual harga diri!"

"Tapi bagi saya, apa pun alasannya kau tetap jalang."

"Sial! Jika aku jalang lalu sebutan apa yang pas untuk anda? Bukankah anda selalu menyelupkan kelamin ke semua wanita? apa itu namanya bukan jalang?"

Nata tersenyum geli, bisa-bisa dia membuat lelucon yang sangat tidak lucu.

James terdiam, gadis itu sangat berani untuk ukuran tahanan. Padahal James telah mengeluarkan seringai mematikan untuk melemahkan lawan.

NATA-DA (END) Where stories live. Discover now