Nata-da || twenty

26.6K 1.1K 22
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua....

**********************************

Nata menutup pintu cukup keras berjalan menuju balkon. Dia mengecek ponsel menghubungi James untuk menanyakan kebingungannya ini. Hanya James yang bisa menjawab teka-teki sulit karena memang dia yang ciptakan.

Sayangnya, ponsel James tidak dapat dihubungi. Mungkin pria itu telah menonaktifkan ponsel sejak masih di rumah.

Nata menggigit jari mencoba berfikir jernih, berjalan mondar-mandir untuk menemukan ide.

"Ahh mungkin James meninggalkan secarik kertas atau apa pun di ranjang, ya bisa jadi." Nata bermonolog berlari menuju ranjang.

Seisi ranjang ia geledah hanya demi satu lembar kertas. Bantal dan guling yang telah tertata rapi kembali berantakan, selimut yang tersusun rapi di tempatnya juga menjadi korban kekejaman tangan Nata.

Ranjang sudah ia geledah dan tidak menemukan apa pun, Nata beralih ke nakas. Mencarinya dari atas hingga bawah mengobrak-abrik isinya hasilnya pun nihil. Tidak ada tanda-tanda James meninggalkan sepucuk surat.

Beberapa menit kemudian...

Kamar yang telah rapi mendadak menjadi kapal pecah oleh ulah tangannya. Seisi kamar telah digeledah dan Nata tidak menemukan apa pun. Gadis itu mengacak rambutnya frustasi, waktu yang diberikan oleh kepala pengawal untuk berkemas nyatanya habis untuk mengobrak-abrik isi kamar.

Nata kehilangan kesabaran menatap cctv dengan nafas tersenggal.

"Tuan James yang terhormat, jika anda memang benar-benar membebaskan saya terima kasih tapi beri saya alasan yang jelas kenapa anda dengan mudah melepas tahanan puluhan triliun ini? Apa anda sedang menjebak saya hah?" Nata berteriak dengan nafas ngos-ngosan.

"Jika anda memang telah bosan dengan tubuh saya, itu kabar menggembirakan tapi jika anda merancang sesuatu untuk menjebak saya, saya tidak akan tinggal diam!"

Mungkin dengan cara seperti ini akan langsung tersambung pada ponsel atau laptop James. Karena kamera pengintai serta alat penyadap langsung didesain terhubung dengan ponsel hingga memudahkan pemilik mengakses.

"Tuan James! Jawab!"

Nata tersungkur kelantai dengan tawa mengerikan. Sesaat ia tersenyum atas kebodohannya berteriak tidak jelas di depan cctv. Bagaimana jika bukan James saja yang bisa mengakses kamera pengintai tersebut? Bagaimana jika Robby juga bisa mengaksesnya?

Nata pasti dikira orang gila yang masih menginginkan jadi tahanan.

"Baik, baik jika ini adalah sebuah bagian dari rencana anda saya akan ikuti permainannya hingga anda puas." Nata berdiri merapikan penampilan yang acak-acakan mengelap sisa keringat diwajah.

Gadis itu mengambil ransel mulai mengemasi barang-barangnya. Hanya butuh dua puluh menit semua telah selesai karena memang Nata tidak membawa terlalu banyak barang.

"Jangan pernah cari saya lagi!" Nata kembali menatap cctv lalu melenggang keluar kamar dengan suara dobrakan cukup keras.

Hal ini yang paling tidak disukai Nata, dia membenci sesuatu yang digantung dan diabaikan.

"Tuan Liston, antarkan saya sekarang juga."

"Baik nona."

Nata melangkah lebih dulu menenteng satu box yang berisi barang-barang penting dan satu ransel berisi pakaian serta laptop.

"Silahkan non," pengawal itu membuka pintu mobil mempersilahkan Nata masuk.

Sebelum pergi, Nata menatap bangunan megah itu. Dari atas hingga bawah dan berhenti dilantai dua dimana dia dan James biasa memadu cinta dengan jeritan kenikmatan dan kesakitan.

NATA-DA (END) Where stories live. Discover now