Nata-da || thirteen

29.6K 1.1K 17
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semuah...

*********************************

Agas melirik arloji, jarum jam telah menunjuk angka enam langitpun mulai petang dan hujan sudah reda.

"Nat, pulang yuk."

Nata mengangguk melirik pakaiannya juga pakaian Agas. Mereka tidak mungkin menggunakan pakaian basah saat pulang.

"Ada apa?"

"Pakaian kita basah gini, gimana kalau nunggu kering?"

Agas tampak berfikir, sejujurnya Agas masih ingin menghabiskan waktu bersama Nata namun ayahnya menyuruh segera pulang. Pria itu mengacak sedikit rambut basahnya.

"Gini aja, di depan ada toko baju. Kita bisa membelinya untuk ganti. Gimana?"

"Gas, aku ngga punya uang."

Agas tertawa, Nata tidak malu mengatakannya langsung pada orang lain. Bukan karena Nata memberi kode agar Agas membelikannya tapi memang kenyataannya seperti itu.

"Udah tenang aja, keburu malam."

"Ngga ah, kita pulang pakai pakaian basah aja."

"Nanti kamu masuk angin Nat,"

"Udah tenang aja,"

"Ya udah terserah."

Begitulah Nata, dia selalu to the point dalam ucapan. Memang benar Nata tidak memiliki uang untuk membeli pakaian, didalam dompetnya hanya berjejer beberapa lembar uang untuk makan, bayar kos, dan biaya wanita lainnya. Jika uang tersebut Nata belikan sesuatu yang tidak begitu penting, dalam satu minggu kedepan Nata harus siap menahan lapar.

Hanya masalah pakaian basah saja toh nanti akan kering terkena angin. Nata tidak perlu repot memikirkan hal-hal rumit.

Motor telah melaju membelah jalanan kota yang sudah mulai padat dengan kendaraan. Angin spoi mulai menyerang permukaan kulit menambah hawa dingin setelah hujan. Nata cukup menikmati sensasi dingin tersebut karena jarang sekali ia bermain hujan-hujanan lalu pulang naik motor.

"Gas, nanti turunin aku di halte depan ya,"

"Kenapa Nat?"

Nata memajukan tubuh sedikit menempel pada helm Agas, suaranya mendadak kabur terbawa angin.

"Aku turun di halte depan."

Nata terpaksa sedikit menaikan intonasi suara karena helm yang Agas pakai sangat tertutup juga efek angin yang kencang.

"Nanti orang-orang malah ketawain kamu,"

"Biarin, ngga kenal inih."

"Aku antar sampai jalanan terdekat ke rumah kamu."

"Ngga usah,"

"Pegangan Nat,"

Agas tidak lagi mendengarkan ucapan Nata, dia menambah laju motor sedikit lebih cepat takut jika Nata akan sakit dengan pakaian basah.

"Tunjukin aja jalan ke rumah kamu,"

Nata pasrah jika Agas sudah kekeuh dengan segala ucapannya. Biarlah Agas mengantarnya hingga jalan terdekat kos.

Beberapa menit kemudian, motor berhenti tepat di gang pertama menuju kos. Nata turun memberikan helmnya dan Agas langsung pamit karena ayahnya pasti sudah menunggu, tidak ada ucapan salam perpisahan sehingga Nata langsung melenggang pergi.

Kulitnya sudah mulai menggigil merasakan dingin, jika tidak segera mengganti pakaian Nata yakin dia akan sakit dikemudian hari.

Jarak dari tempatnya turun dengan kos-kosan hanya beberapa meter saja sehingga Nata tidak terlalu lelah berjalan.

NATA-DA (END) Where stories live. Discover now