Nata-da || thirty

24.7K 1K 50
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua....

**********************************

Nata mengerjapkan mata saat sinar mentari mengusik kedamaian tidur melalui tirai putih yang telah terbuka lebar. Samar-samar ia menoleh menatap sekeliling ruang.

Fikirannya mencoba mengingat kejadian kemarin yang membuat tubuhnya remuk tertimpa beban berat, sialnya kepala mendadak pusing. Tubuhnya menggelinjang saat mengubah posisi.

"Kamar?" batinnya.

Saat ini Nata berada didalam kamar James, ruang yang biasa ia tempati tidur dan melayani selakangan Jamas setiap saat.

"Huft."

Helaan nafas panjang pagi hari menatap tubuh polosnya dibalik selimut, bola matanya memutar malas. kemungkinan James membawanya pulang setelah sesi ronde dua selesai menjelang malam hari.

"Benar-benar pria sialan!" umpat Nata memegang bekas luka di bagian belakang.

Seingat Nata, James datang setelah menyelesaikan meeting lalu menambah ronde disaat Nata pingsan.

Setelah semua selesai, Nata tidak ingat lagi apa yang terjadi dengan tubuhnya karena pusing dan sakit pada sekujur tubuh membuatnya kembali pingsan.

Klek..

Pintu kamar mandi terbuka, James muncul setengah telanjang hanya handuk putih yang melilit bagian bawah. Pria itu tersenyum remeh berjalan menuju ranjang.

Melihat tatapan mesum itu Nata langsung memalingkan wajah menarik selimut hingga batas leher.

"Sudah bangun huh." James duduk disamping Nata menarik dagunya agar dapat bertatapan.

Nata memutar bola matanya malas, ia tahu apa yang ada di fikirannya James saat ini.

"Layani aku lagi."
James langsung berdiri melepas handuk tersebut.

Dari dalam sana muncul lah junior yang telah tegak menantang siap untuk kembali bertempur.

"Tuan, biarkan saya istirahat. Tubuh saya lelah melayani anda setiap malam."

"Aku tidak peduli! Kamu harus dihukum karena melakukan kesalahan fatal!"

Nata membeku mendengar James kembali mengingatkannya tentang kejadian terkutuk itu.

"Saya tidak mengerti apa yang anda katakan."

"Tidak perlu berpura-pura bodoh, Agas sudah mengatakan semuanya."

"A-agas?"

James langsung mendorong tubuh Nata terlentang, ia menekuk kedua kakinya lebar-lebar menyiapkan penyatuannya kembali.

"Tuan! Lepaskan!" rengek Nata mencoba memberontak.

Seberapa pun Nata memberontak James akan tetap melancarkan aksinya. Pria itu langsung memposisikan juniornya tepat di depan milik Nata, hingga dalam hitungan detik benda keras tersebut melesat masuk kedalam.

"Aaaaahhh..." Nata menjerit kesakitan mendongkakan wajah menetralisir sakit pada seluruh tubuh.

"Sakit huh?"

Nata terdiam meneteskan air mata, rasa sakit bukan hanya pada tubuhnya melainkan pada hati. Serendah itu kah ia di hadapan pria hingga James memperlakukannya seenak hati.

James langsung memaju mundurkan miliknya bergerak dengan tempo cepat. Semalam dua ronde tidak berarti apa-apa, James ingin menambah ronde ke tiga namun tidak tega mendengar rintihan kesakitan Nata. Tanda merah sudah tercetak dibagian tangan dan bokong mungkin sebentar lagi akan membiru hingga membuat James membiarkannya beristirahat.

NATA-DA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang