Nata-da || one

80K 2.2K 16
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semuah....

*******************************

Tok... tok.. tok...

Nata mengetuk pintu kayu itu cukup keras, suara yang di timbulkan membuat si empunya rumah membukakan pintu dengan raut wajah menahan amarah. Kedua netranya menatap tajam.

"Siapa anda? Bertamu kok ngga sopan!"

Nata tidak peduli, dia langsung nylenong masuk.

"Fandi! Fandi! Dimana kau sialan!"

"Hei... hei... Punya sopan santun tidak? Ini rumah bukan hutan! Lagian siapa anda teriak-teriak tidak jelas di rumah orang."

"Dimana Fandi? Jawab!"

"Ada urusan apa mencari pacar saya?"

"Bukan urusanmu! Dimana Fandi! Cepat jawab!" Nata langsung mendorong wanita itu hingga tubuhnya mengenai tembok dan mengangkat dagunya,

"Jawab!"

Wanita itu ketakutan, "Di-di kamar."

Nata melepas cengkraman dan langsumg menuju lantai dua. Raut wajahnya tidak bersahabat, ada amarah yang harus dia lampiaskan.

Langkah kaki panjang dan tegas membuat seisi ruang menggelegar dengan hentakan itu.

Brak....

"Fandi! Sini kau!"

Fandi yang sedang tidur akhirnya terbangun saat pintu dibuka kasar. Nyawanya belum sepenuhnya stabil masih ada remang-remang penglihatannya. Nata mencengkram leher Fandi sekuat yang dia bisa, kepalanya dia tadahkan mengenai kepala ranjang.

"Le-lepas,"

"Aku tidak akan melepas sebelum kau menjawab pertanyaanku!"

Dari arah pintu tiba-tiba suara wanita berteriak,

"Sayang! Astaga sebenarnya kau ini siapa berani sekali mencekik pacar saya!"

"Diam kau!"

"Apa dia wanita simpanan yang belum kau bayar jasanya? Hei lepaskan pacar saya dan saya akan bayar jasamu itu."

"Diam kau brengsek! Sekali lagi kau bersuara akan ku penggal kepalanya." Nata semakin mengeratkan cekikannya.

"Hei wa-ni-ta gi-la, apa yang kau inginkan."

Nata tertarik dengan ucapan Fandi, dia melirik tajam ke arah wanita yang berdiri siambang pintu.

"Suruh dia kembali ke habitatnya!"

"Kau pikir aku binatang! Jangan macam-macam dengan pacarku!"

"Jika dia masih disini, aku tidak yakin akan melepaskan tanganku."

"Si-si-sial! Santika sebaiknya kau pergi aku akan menelfonmu jika urusanku dengan dia sudah selesai."

"Tapi Fan,"

"Sa-san please, i-ni sa-kit banget!"

"Baiklah, tapi jawab jujur siapa dia?"

Fandi terdiam, dia menatap Nata sekilas, "Di-a ad-dikku."

"Natasha?"

Fandi mengangguk, wanita bernama Santi mengambil tas beserta lainnya dan segera meninggalkan kamar. Dia sempat menggeleng pelan bagaimana gadis belia itu bisa menjadi ganas mencekik kakaknya, mereka memang tidak akur tapi tidak seperti ini juga caranya. Santi sempat takut tapi dia tidak bisa ikut campur masalah keluarga pacarnya. Fandi akan marah besar dan memutuskannya, jika sudah seperti ini bagaimana cara dia mendapatkan uang? Dia harus mengalah demi leselamatan ATM berjalannya.

NATA-DA (END) Where stories live. Discover now