Nata-da || twenty one

26.7K 1K 66
                                    

Vote sebelum membaca dan koment setelahnya.
Happy reading semua..

**********************************

Nata terdiam memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Jika memang karena wanita lain mengapa James tidak mengatakannya? Mengapa James pergi begitu saja? Mengapa James tidak segentle saat diatas ranjang? Ahh semua kemungkinan itu membuat Nata frustasi.

Nata mencibir menyunggingkan senyum, ternyata kepergian James bukan hanya membuat teka-teki saja tapi juga membuat gila. Bayangkan saja, saat ini Nata sedang tersenyum aneh, baru saja gadis itu menyunggingkan bibir jengkel, sungguh James telah membuat seorang Nata menjadi labil.

"Kenapa? Apa pria yang kamu taksir pergi ninggalin kamu?"

Nata masih terdiam menatap langit-langit ruang.

"Gini ya Nat, kita tuh hidup satu kali kalau misalnya ada yang membuat pusing lepaskan, cari yang bisa bikin happy."

Tiba-tiba ponsel berdering, tanpa sadar Nata langsung mengecek ponsel miliknya.

"Punya ku yang dering," Flora tersenyum mengejek.

"Hallo, oh sudah sampai ya, baiklah saya pergi sekarang." tutup Flora di akhir kalimat.

"Hei, aku pergi dulu, jaga rumah jangan kaya kejadian beberapa minggu lalu ya."

Flora langsung merapikan penampilan, memasang hodie beserta masker untuk menyamarkan diri di lingkungan tempat tinggal.

"Eh tunggu, kenapa pertanyaan kamu buat aku curiga? Jangan-jangan kamu lagi galau gara-gara orang yang kamu taksir itu pergi tanpa alasan? Atau di ambil betina lain?"

Nata hanya melirik tajam lalu membuang muka. Jika dia mengelak Flora akan curiga, biarlah kediamannya menjadi misteri. Toh James bukan orang yang Nata suka.

"Ngaku Nat!" Flora menepuk bahu Nata dengan kencang.

"Udah sana pergi, nanti pelanggan kabur diambil betina lain!"

Flora tertawa melempar bantal kearah Nata,
"Kunci rumah dan jangan menerima tamu tidak dikenal." seru Flora dengan suara nyaring.

Selepas kepergian Flora, Nata menghela nafas kasar mengambil bantal yang tergeletak dilantai. Nata merebahkan tubuh diatas sofa dengan menatap langit-langit ruang.

"Sial, jika bengong begini aku terus kepikiran James. Ngga! ngga bisa! Aku harus lakuin kesibukan!" Nata bermonolog mencoba berfikir sesuatu yang bisa membuatnya melupakan pria angkuh itu.

Ide berlian muncul, Nata mengambil ransel mengeluarkam laptopnya. Dia tahu jika menemani Agas latihan akan membosankan sehingga Nata selalu membawa laptopnya.

Sialnya, Nata tidak bisa membuka laptop karena terlalu serius bercengkrama dengan salah satu montir andalan teamnya Agas.

Saat Nata membuka laptop, matanya tertuju pada secarik kertas berwarna merah menyala. Diatasnya ada sebuah tulisan tangan, entah siapa yang meletakannya hingga ia tidak sadar ada benda tersebut.

          Jaga diri baik-baik.

Hanya tiga kalimat namun membuat Nata berfikir keras. Singkat padat dan tidak jelas apa maksud yang tersirat.

"Apa dari James?" ucap Nata menatap secarik kertas tersebut.

"Kalau dari James, kenapa harus diletakan di laptop? Kenapa tidak diatas nakas atau ranjang?"

Nata mengambil ponsel memotret isi pesan tersebut, setelahnya Nata mencari nomor seseorang.

Lagi-lagi suara operator yang setia menjawab panggilan dalam dering pertama. Nomornya tidak aktif sama seperti tadi pagi.

NATA-DA (END) Where stories live. Discover now