Nata-da || forty one

25.1K 1K 21
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua...

***********************************

"Sayang, tidurlah aku akan kembali ke kantor." James menarik selimut hingga batas dada mengelus puncak kepala istrinya dengan lembut.

"Jam segini ke kantor? Urusan apa lagi? Wanita atau pekerjaan?"

James tersenyum mendudukan bokong di kursi memandang wajah Nata yang manyun.

"Eeummmss kamu benar, wanita... Sudah lama aku tidak mengencani mereka."

Nata melotot tajam menarik selimut membelakangi sang suami.

"Pergi saja sana! Tiduri wanita yang kau mau!"

"Seriosly?"

"Hmmm..."

"Dengan senang hati, baiklah aku pergi dulu... Istirahat dan jangan main handphone."

James mengecup rambut Nata sekilas mengelusnya perlahan lalu pergi meninggalkan sang istri yang masih manyun. Langkah kakinya menggema hingga suara hendle pintu terbuka membuat Nata membalikan tubuhnya lagi menatap punggung James.

Saat pintu terbuka muncul seorang pria mengenakan hodie putih, celana jeans serta topi. Pria itu mendongkak menatap James dengan sebuah tatapan yang sulit dicerna.

Sama halnya dengan pria tersebut, James juga menatap dengan tajam.
Rahangnya sama-sama mengeras dan saling mengepalkan tangan. Keheningan serta aura berbahaya mulai terasa melihat keduanya saling adu pandang hingga si pria mencoba menerobos masuk mengalihkan dada bidang James.

Tangan kokoh James mencegah bahu si pria, menekannya dengan kuat hingga mencengkramnya.

"Kau masih menampakan batang hidung di depanku?" suara James lirih namun memiliki intonasi mengerikan.

Si pria tersenyum misterius mengalihkan tangan James pada pundaknya.

"Tidak akan ku biarkan kau menemui istriku!"

"Istri? Cih! Selama belum ada ikrar suci yang kalian ucapkan Nata masih milik bersama!"

Nata melongo menatap ke arah pintu berusaha melihat namun karena penerangan sangat minim dia hanya bisa menebak-nebak.

"James, kau sedang berbicara dengan siapa?"

Keduanya menoleh, hal itu di gunakan oleh si pria membebaskan diri dari cengkraman erat. Dia memajukan langkah menekan saklar yang ada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Seisi ruangan menjadi terang, wajah si pria dapat terlihat jelas di bawah sorot lampu.

"A-agas?"

Nata langsung merubah posisi menjadi duduk menarik selimut hingga batas leher. Dia menatap sang suami yang berdiri tegak di ambang pintu.

"Nata,"

Agas tersenyum, langkahnya semakin dekat hingga kini ia berdiri tepat di samping ranjang.

"Sebelum aku pergi, aku ingin mencium keningmu sebagai hadiah perpisahan."

Nata menggeleng melihat suaminya yang kini berada di belakang Agas menarik penutup hodienya menghempaskannya ke tembok hingga suara pantulan tubuh dan tembok beradu nyaring.

"Shit!"

Agas melempar topi membenarkan hodienya. Dia berdiri dengan seutas senyum misterius.

"Anda cemburu? Maniac sex seperti anda masih banyak stok wanita sexy dan cantik jadi untuk apa anda mempertahankan Nata yang sudah jelas-jelas tidak mencintai anda."

NATA-DA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang