25 | Truth or Dare

962 105 36
                                    

Focus : Farel, Naura, Dirga, Dara, Nadin, Rizki

Kei menatap sekeliling halaman villa besar yang di sewa oleh keluarga Pranadipa. Ia berpikir banyak hal semenjak kakinya menginjak rumah ini.

Keluarganya kaya banget bisa nyewa tempat segede ini. Apalagi katanya bisa dua bulan sekali jalan-jalan begini?? Ga salah milih cowok berarti gue. Batinnya, lalu ia menatap lelaki di seberangnya. Wajah Farel terlihat menawan walaupun dari kejauhan. Namun tiba-tiba seorang wanita menghampiri lelaki pujaannya itu.

"Farel, saus nya susah dibuka," ujar Naura menyodorkan botol saus dengan tutup yang sulit terbuka tersebut.

Farel tersenyum ke arah Naura, ia mengambil botol tersebut dan membukanya, namun tatapannya tak pernah teralih pada siapapun, ia terus saja menatap lekat Naura di hadapannya.

Naura yang merasa khawatir anggota keluarga lainnya melihat, ia segera menepuk pelan lengan Farel.

"Jangan liatin kayak gitu rel. Nanti kalau ada yang liat gimana," ujarnya setelah menepuk Farel.

"Biarin aja. Biar semua orang tau, kalau aku suka kamu." Farel memberikan tatapan yang dalam pada Naura ketika mengucapkannya, sehingga membuat Naura salah tingkah.

Sebelum wajahnya bertambah malu, Naura segera mengambil botol saus itu dan pergi meninggalkan Farel yang masih senyam-senyum karena telah berhasil menggoda Naura.

Itu yang namanya Naura? Sainganku itu? Bukan apa-apa. Level dia masih di bawahku. Tenang Kei, ga lama lagi Farel pasti jadi milik kamu. Gumam Kei setelah jijik melihat pemandangan di hadapannya barusan.

Kemudian ia mencoba bergabung dengan keluarga pranadipa lain dan berkenalan dengan mereka. Ia harus membuat first impression yang baik di hadapan orang-orang ini, itu pikirnya.

Beberapa menit kemudian keluarga Pranadipa di kejutkan oleh kedatangan orang lainnya. Kali ini lebih berisik dibanding kedatangan Kei dan kedatangan dua orang ini membuat seluruh keluarga Pranadipa kebingungan.

"Lo kenapa ngajak gue kesini sih?" Tanya Dara namun tidak di tanggapi Dirga.

"Ini lagi acara keluarga kalian, Dirga." Dara melihat sekeliling orang kini memperhatikan mereka berdua. Namun Dirga masih saja tak menghiraukannya.

"Dirga... Dengerin gue dulu," ucap Dara sedikit mengeraskan suaranya dan mencoba menyaingi langkah Dirga dan tentu saja, lelaki itu seperti orang tuli. Ia tak mendengarkan satu kata pun dari mulut Dara.

"Mah, Pah, Ini Dara, sekretaris aku." Dara membeku ditempat ketika Dirga tiba-tiba memperkenalkan dirinya di depan keluarganya. Tanpa ia sadari, ia segera membungkukkan badan mencoba berperilaku sopan di hadapan mereka.

"Pak, Bu, saya Dara." Ujarnya menatap Gina dan Andro.

"Loh, Bimo ga diajak?" Tanya Dika yang terkejut kalau Dirga pulang bersama sekretarisnya. Lalu kemana Bimo?

"Dia pulang, gamau ikut," ucap Dirga beralasan. Dara yang tahu lelaki itu berbohong segera menoleh dan menatap Dirga.

"Maaf sebelumnya, saya ga tau kalau akan diantarkan kesini. Saya akan segera pulang. Maaf mengganggu acara keluarga ini," tutur Dara beranjak meninggalkan keluarga Pranadipa. Namun sebelum Dirga menahannya, Gina sudah lebih dulu memanggilnya.

"Eh, Dara! Kenapa? Ayo sini gabung bareng kita. Kalau Dirga udah ngajak cewek kerumah tandanya kamu spesial bagi dia, makanya sampe di ajak kesini," ucap Gina membuat Dara segera menatap Dirga, sedangkan pria yang di tatap malah membuang muka.

Marriage Life | Svt&GfWhere stories live. Discover now