27 | Waktu Bersama dengannya

771 101 21
                                    

Focus : Reyhan, Caca, Dara, Dirga

Reyhan menaruh Crystal di atas ranjang dan menarik selimut untuk putri kecilnya. Setelah itu ia pergi keluar dan menutup pintu kamarnya, membiarkan putrinya tidur dengan nyenyak. Lalu ia memandang Caca yang sedang membantu Dara bersama dengan Dirga di salah satu kamar. Ia pun akhirnya berjalan mendekat ke arah mereka.

"Kalau butuh apa-apa bilang ya?" Ujar Caca.

"Iya Ca makasih ya," sahut Dara.

"Badan dia panas banget, Kak Dirga kompres Kak Dara cepetan!"

"Eh gausah Ca-"

"Oke, bentar." Dirga keluar kamar melewati Reyhan di ambang pintu dan pergi ke arah dapur. Dara menatap pria itu, Dirga sangat khawatir padanya, ia jadi merasa bersalah karena telah merepotkannya.

"Ca, harusnya gausah repot-repot."

"Eh? Kak Dara kan tamu, tamu itu harus diperlakukan layaknya raja dan ratu, jadi gapapa kok."

Dara tersenyum menatap Caca, hati nya murni dan ia cantik. Sekarang Dara semakin mengagumi setiap anggota keluarga Pranadipa. Dengan kekayaan dan kebahagiaan yang melimpah keluarga Pranadipa tidak pernah sombong akan hal itu. Apalagi Dirga, ia benar-benar diluar ekspektasi Dara.

Dirga pun datang membawa sebuah kain dan baskom dengan air dingin di dalamnya. Ia segera duduk di samping Dara dan menatapnya.

"Kenapa masih duduk? Tidur cepetan." Ucap Dirga menatap Dara yang masih diam di posisinya padahal sudah jelas Dirga ingin mengkompresnya.

"Dirga, lo gausah-"

"Dar, plis. Gue lagi gamau debat."

Dara menatap bola mata Dirga yang tampak cemas dan lelah. Tanpa mengatakan apapun Dara segera menuruti perkataan Dirga.

"Nah gitu dong. Kan kalau nurut jadi nambah cantik."

Reyhan dan Caca terkekeh mendengar gombalan yang keluar dari mulut Dirga Pranadipa tersebut. Dara yang menyadarinya segera menoleh.

"Apasih, berisik."

"Eh kok galak, gapapa deh jadi nambah lucu." Dirga kembali menjahili Dara sembari menaruh kain dingin tersebut diatas dahi Dara.

Kali ini Reyhan dan Caca hanya menggelengkan kepala. Dirga memang tidak akan pernah berubah, darah nya telah dialiri dengan kata-kata gombal.

"Dirga, cringe tau! Jijik!"

Dirga hanya terkekeh lalu tetap melanjutkan kegiatannya dengan mengkompres kening Dara.

"Gue beli obat ya Ga," ucap Reyhan yang sedang bersandar di ambang pintu sambil menyelipkan kedua tangannya di depan dada.

"Oh iya Rey."

"Beli obat juga? Gausah gapapa kok aku sehat bentar lagi-" ucapan Dara terhenti ketika telapak tangan Dirga menyentuh tepat di depan bibirnya.

"Kurcaci, bawel banget sih. Lu mau cepet pulang gak?"

Dara kembali diam seribu kata, ia tak mau berdebat dengan Dirga, dia menyebalkan.

"Yaudah aku ikut Rey!" Caca berdiri lalu mendekat ke arah suaminya. Reyhan pun menggandengnya, memang ini yang diinginkan Reyhan. Waktu berduaan bersama istrinya.

"Kak, jagain Kak Dara loh! Awas aja!" Ancam Caca membuat Dirga cukup ngeri.

"Iya-iya kayak gue bakal apain dia aja."

Setelah itu Caca dan Reyhan berjalan bersama untuk membeli obat di supermarket terdekat. Selama diperjalanan Reyhan tak pernah melepaskan genggaman tangannya pada Caca.

Marriage Life | Svt&GfUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum