15 | Sekretaris Dika

1K 132 44
                                    

Focus : Dara, Dirga

Saat ini Dara sedang duduk di sebuah meja rapat besar dan menurutnya beruntung sekali ia bisa duduk di tempat istimewa ini. Ia duduk bersebelahan dengan Dirga yang sedang sibuk membaca berbagai macam map berisi file-file di atas mejanya.

Lalu Dara memandang sekelilingnya. Di samping Dirga ada Pak Dylan, di seberang Pak Dylan ada Ayahnya, dan di samping Ayahnya ada Dika. Kemudian pria yang duduk di tengah-tengah sudah pasti Pak Andromeda.

Dara tersenyum melihat betapa akrabnya Felix dengan Dika dan Dylan. Ayahnya pernah berkata bahwa hal yang paling ia sukai dari keluarga Pranadipa adalah mereka tidak pernah memandang status atau derajat kita. Mereka selalu memandang semua orang sama dan patut dihargai.

"Dar." Tiba-tiba pria disampingnya memanggil namanya. Dara segera mendekatkan wajahnya.

"Iya?"

"Gausah deket-deket," ucapnya mendorong wajah Dara dengan telapak tangannya. Wajah Dara seketika berubah menjadi kesal. Bagaimana tidak? Pagi-pagi, lelaki ini sudah mengajaknya bertengkar.

"Iya kenapa?" Tanya Dara kesal.

"Yang ini udah lo periksa baik-baik kan? Gue takut salah. Kan ga lucu kalau gue mati di meja rapat gara-gara malu," keluhnya menunjuk sebuah file.

"Yang mana?" Tanya nya mencoba mengenali file yang ditunjuk Dirga.

"Yang ini!"

"Ga keliatan, tangan lo nutupin Dirga," ucap Dara yang hanya bisa melihat telapak tangan raksasa milik Dirga.

"Ya, lo ngedeket dong sayang biar keliatan," ucapnya menatap Dara kesal.

"Ish apasi sayang-sayangan! Ya kan tadi lo nyuruh gue jangan deket-deket!"

Suara perdebatan mereka terdengar hingga telinga Felix dan Dika. Mereka berdua segera menoleh dan memperhatikan tikus dan kucing yang tengah mempeributkan suatu hal tersebut.

"Ya tadi beda cerita Dara cintaku," ucap Dirga membuat Felix dan Dika terkekeh.

Dara menatap dua pria yang sedang menertawainya itu, lalu ia memukul lengan Dirga cukup keras.

"Apasi!! Cinta-cinta, lo kira gue cinta sama lo?!?" Ucap Dara sembari melemparkan pukulan keras membuat Dirga merintih sakit.

"Iya-iya maap. Galak amat jadi cewek," ujar Dirga mengelus lengannya.

Dara pun menatap file yang dimaksud Dirga. Melihat file itu, Dara yakin ia sudah memeriksanya. Maka ia mengangguk menatap Dirga, "udah gue periksa."

"Oke, gue percaya sama lo."

Beberapa menit kemudian para karyawan dan Pak Andro masuk ke dalam ruangan. Mereka pun memulai rapat.

Selama rapat berlangsung, Dara merasa tidak nyaman dengan seseorang di seberang bangkunya. Ia duduk di samping Dika. Lelaki itu terus saja menatapnya.

Mungkin ia tidak akan risih kalau pria itu hanya menatapnya sekilas dan tak sengaja berkontak mata dengannya. Namun ini berbeda, pria itu memandang Dara dari ujung kepala dengan detail dan tak pernah memalingkan wajahnya.

Dara menyentuh bahu Dirga membuat lelaki itu menoleh ke belakang.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Dirga, orang di seberang gue itu siapa?"

Dirga menatap pria yang di maksud oleh Dara. Ketika ia menatapnya lelaki itu langsung memalingkan wajahnya menatap layar presentasi di depan.

"Bimo, sekretaris Dika. Kenapa emang Dar?" Dirga menatap wajah Dara yang terlihat khawatir.

Marriage Life | Svt&GfDonde viven las historias. Descúbrelo ahora