17 | Hujan-hujanan

1K 151 30
                                    

Focus : Caca, Reyhan

"Mamah, Papah mana?" Tanya Crystal yang sedang asik bermain boneka di ruang tengah. Caca yang sedang memotong sayuran di dapur menoleh ke arah putrinya.

"Belum pulang, mungkin sebentar lagi,"ujarnya seraya menatap jendela. Hujan sedang turun dengan deras dan petir terus bergemuruh menemani dingin nya sore hari. Caca sedikit khawatir, karena biasanya Reyhan sudah berada di rumah.

Reyhan pagi ini pergi bersama Kakaknya karena motornya sedang rusak. Mereka pergi menggunakan mobil, namun sampai sekarang ia belum sampai.

Caca berjalan menuju telepon rumah dan menelepon istri kakak iparnya.

"Halo kak? Kak Reza udah pulang?" Tanya nya.

"...."

"Udah Kak??"

"...."

"Ohh, gapapa Kak. Rey belum pulang soalnya. Aku kira pulang sama Kak Reza."

Caca menutup telepon tersebut. Lalu meraih ponselnya dan mulai menelepon suaminya. Kak Sinta bilang Reza pulang terlebih dahulu karena Reyhan ingin pergi ke suatu tempat. Entah tempat apa itu sampai Rey tidak bisa berkunjung di lain hari.

5 kali telepon Caca tidak di angkat. Caca semakin khawatir kemana Reyhan pergi. Namun tiba-tiba Crystal berteriak memanggil papahnya.

"Mamah!! Papah udah pulang!!! Papah!!!" Ujarnya membuat Caca berlari ke arah pintu utama. Caca membukanya dan terkejut mendapatkan suaminya sudah basah kuyup dan sedang menjinjing kantung plastik besar.

"REYY???" Caca yang khawatir langsung mengambil handuk dan mengitarinya ke badan Reyhan.

"Kamu abis kemana aja???" Tanya Caca, ia langsung membuka jas dan mengeringkan rambut Reyhan. Crystal yang berlari dari arah ruang tengah pun langsung memeluk papahnya.

"Papah!!!" Ujar Crystal memeluk kaki Reyhan. Reyhan segera menggendong Crystal walaupun dengan tubuhnya yang basah.

"Ihh Reyy!!! Kamu lagi basah!! Nanti Crystal bajunya basah juga."

"Papah beliin mainan buat kamu. Liat deh ini, rumah-rumahan yang kamu mau," ujar Reyhan mengabaikan Caca lalu membuka plastik besar yang ia bawa.

Crystal yang kegirangan langsung membuka mainan itu dan bermain dengannya.

"Rey!!! Kamu kenapa pulang jam segini?? Basah kuyup lagi!!"

"Aku beliin anak kita mainan sayang ku," ucap Reyhan mengusap pipi istrinya.

"Iya tapikan bisa lain hari. Kenapa harus hari ini? Kalau kamu sakit karna hujan-hujanan gimana?" Tanya Caca dengan wajah khawatir.

Reyhan tersenyum memandang wajah istrinya, walaupun mereka sudah menjalani hidup bersama cukup lama tapi Caca tak pernah berubah. Caca selalu saja mengkhawatirkannya berlebihan dan Reyhan menyukainya.

"Aku gapapa kok," ucap Reyhan mengelus puncak kepala istrinya lalu berjalan ke arah kamar dan akan pergi mandi.

"Rey! Kamu nih! Minum obat abis ini! Lagian kamu kenapa ga ikut Kak Reza aja sih!" Caca masih mengejar suaminya hingga ke kamar. Reyhan hanya terkekeh melihat tingkah menggemaskan istrinya.

"Aku bukan ga ikut Kak Reza, tapi dia pulang duluan tadi," ucap Rey berbalik lalu mencubit pipi gembul istrinya.

"Ihh jangan cubit-cubit!"

Bibir Reyhan mengerucut sedih karena Caca memaksa lepas cubitan gemasnya. Lalu ia beralih membuka kemejanya dan mengambil handuk di dekat lemari.

"Kak Reza kenapa pulang duluan?? Kan dia punya adik! Kenapa ditinggal gitu aja. Kakak kamu selalu gitu. Marah-marah kamu selalu izin kerja tapi sendirinya gapernah bantu kamu kalau lagi masa sulit. Kan motor kamu lagi rusak—" Caca menghentikan ucapannya ketika Reyhan mencium bibirnya lembut. Walaupun sempat terbawa suasana namun Caca segera memukul dada bidang suaminya itu, sehingga membuat Reyhan terkejut.

Marriage Life | Svt&GfWhere stories live. Discover now