9 | Mengakhiri hidup

1.1K 142 37
                                    

Fokus : Nadin, Rizki

[couple yang paling ditunggu Author wkwk]

Nadin menggenggam erat sebuah batang besi yang berukuran amat panjang. Di hadapannya terdapat sungai yang besar. Sesekali Nadin menatap gelapnya malam dan mengusap pipinya. Tangis nya masih belum mereda, ia terlihat sangat putus asa sekarang. Amarah dan cintanya beradu. Semua ini berawal ketika Naura memberi tahu bahwa nama ayah Satria tidak ada dalam daftar pasien.

Nadin memutuskan untuk pergi ke rumah Satria ditemani kakaknya, Dika. Sayangnya rumah itu sudah lama tidak ditempati kata tetangga. Spanduk tulisan 'Dijual' telah dipasang di depan pagar berwarna hitam tersebut. Padahal Satria dan Nadin sudah sepakat akan tinggal di rumah itu setelah menikah nanti. 

Nadin tidak menyerah begitu saja. Ia pergi ke rumah orang tua Satria. Setelah sampai di depan gerbang rumah calon mertuanya itu, Nadin melihat sesuatu yang aneh. Ia melihat Satria sedang menggendong bayi di teras. Awalnya dugaan yang pertama kali muncul di kepalanya adalah, 'mungkin itu sepupunya atau anak kerabatnya'. Tapi beberapa menit kemudian seorang wanita keluar dari dalam rumah dan mencium pipi bayi yang di gendong oleh Satria.

"Siapa itu Din?" Tanya Dika. Nadin menatap Dika dengan wajah sama bingungnya.

"Gatau Kak, kita langsung kesana aja," ujar Nadin membuka pintu mobil diikuti Dika.

Ketika Nadin menutup rapat pintu di sampingnya, matanya menangkap sosok wanita di samping Satria tadi sedang mencium pipi lelaki tercintanya. Seketika Nadin merasakan hal yang salah sedang terjadi. Tiba-tiba emosi nya tak dapat ia tahan. Ia berjalan cepat membuka gerbang pagar dan menatap tajam Satria beserta wanita disampingnya.

Satria yang terkejut mendapat tamu yang tak diinginkan itu segera memberikan bayi tersebut pada Mia dan menyuruh wanita disampingnya untuk pergi masuk ke dalam rumah.

"Mia, masuk! Masuk!" Ujar Satria.

"Kenapa?? Kenapa suruh dia masuk?? Siapa dia?" Tanya Nadin dengan raut wajah marah.

"Nadin? Apa kabar? Kamu ada keperluan apa?" Tanya basa basi Satria. Satria terlihat sangat gugup apalagi ketika ia memandang Dika sedang menatapnya sinis dari belakang Nadin.

"Gausah mengganti topik. Aku tanya, dia siapa? Bayi siapa yang tadi kamu gendong!"

Setelah berdebat hampir puluhan menit, bahkan Dika sempat menggocoh Satria—hingga terlihat kebiru-biruan di wajahnya. Para tetangga berhamburan menonton hal yang memalukan itu. Mereka pun tidak segan-segan mengabadikan momen langka tersebut.

Nadin menangis di pelukan Dika ketika ia mengetahui hal sebenarnya bahwa Satria meminjam uangnya untuk operasi sesar wanita yang telah ia hamili.

Nadin benar-benar tak menyangka pria yang ia kenal hampir 3 tahun tersebut berperilaku seperti ini. Bahkan alasan mengapa Satria menjual rumahnya adalah untuk membayar hutangnya pada Nadin.

Namun kekacauan kembali terjadi, ketika kakak keduanya—Dirga—sampai di rumah orang tua Satria. Dirga tak tega menatap Nadin yang sedang menangis, ia segera memeluk adik bungsunya tersebut. Setelah itu sebuah pukulan kembali mendarat di pipi Satria.

Diantara kelima kakaknya, Dirga lah yang paling tak tahan melihat keluarganya menangis. Segala cara ia lakukan untuk membalas dendam dan kesedihan keluarganya. Sekarang Satria terlihat lemas karena Dirga hampir menghabisinya.

Marriage Life | Svt&GfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang