26 | Will You Marry Me Yuna?

711 93 22
                                    

Focus : Yuna, Dika, Dara, Dirga

"Gimana? Udah rapih? Semua udah selesai kan? Di taman nanti udah di hias kan? Kakak jangan sampai ketinggalan satupun!! Dika takut ada yang kurang," ucap Dika pada Kakak dan Kakak iparnya.

Dylan dan Bella  menatap lelaki itu yang dari tadi mondar mandir karena gugup. Kemudian Dylan menghampiri lelaki itu dan merangkulnya.

"Udah selesai semua! Sekarang yang harus diurus itu gugupnya kamu. Dari tadi bolak-balik, ngomong ini-itu. Disini aja udah gelisah gimana di depan Yuna, bisa pingsan kali kamu!"

Dika menatap Dylan di sampingnya. Benar juga apa yang dikatakan oleh Kakaknya. Kalau ia tidak bisa mengontrol perasaannya mungkin semuanya akan kacau.

"Terus Mamah, Papa, Dirga, Nadin, sama yang lain gimana?"

"Mereka gatau apa-apa. Ga ada yang tau selain kita berdua Dika," ucap Bella yang sedang duduk di atas ranjang menatap Adik ipar dan suaminya.

"Sama Naura," Sahut Dilan.

"Naura tau??? Kok bisa?? Aduh gimana kalau dia bilang Yuna?? Gagal dong Kak!!"

Dylan menatap aneh orang di sampingnya.

"Denger Dika, Kakak baru kali ini liat kamu begini. Ini kamu yang aneh apa Kakak aja yang belum kenal kamu?"

"Ahh Kakak!! Apasih!! Dika serius ini."

"Lah dipikir ga seriu—"

"Udah-udah!! Dika, kamu kan tau Naura anaknya bisa diandalkan. Sekarang kamu jangan pikirin orang lain. Pikirin diri kamu aja sama Yuna. Sekarang aku panggilin orang-orang dulu buat pergi ke taman Villa. Kamu yang tenang, oke?" Ucap Bella menenangkan Adiknya. Dylan tersenyum pada Bella karena ia berhasil membuat Adiknya membaik.

Setelah itu Bella keluar dari kamarnya sehingga tersisa Dylan dan Dika di dalam.

"Udah, kamu dengerin kata Bella. Jangan tegang!"

"Kak."

"Apa lagi?"

"Kalau Papah sama Mamah ga setuju gimana?"

Dylan menatap Dika yang sedang gelisah. Entah bagaimana cara agar membuat lelaki ini untuk tidak berpikir hal yang buruk dan tenang.

"Dika, pasti mereka dukung. Kamu kenapa harus raguin dukungan Papah sama Mamah?"

"Tapi Kak—"

"Mereka dukung Kakak, padahal Kakak bukan anak kandung mereka. Kenapa harus meragukan dukungan mereka atas kamu? Percaya aja oke? Semua pasti baik-baik aja." Dylan memeluk Adiknya dan menenangkannya.

Dika membalas pelukan Dylan, "kakak jangan bilang gitu, kakak bukan orang asing. Dika gatau bakal gimana kalau ga ada Kak Dylan."

Dylan tersenyum lalu mengusap kepala adiknya itu.

"Udah sana! Buruan kamu stay di taman, kakak sm Bella bakal ajak yang lain ke taman."

Dika mengangguk lalu segera mengambil jaketnya dan berjalan keluar.

"Eh Dika!!!"

Dika menoleh lalu menatap sesuatu ditangan Dylan. Ceroboh sekali dia.

"Kamu mau ngelamar tanpa cincin?" Tanya Dylan dengan nada jengkel.

"Hehehe, makasih kak!"

Dika pun segera keluar kamar meninggalkan Dylan yang terkekeh karena tingkah konyol adiknya.

-o0o-

"Ini masih jauh Kak? Pegel nih!!" Keluh Nadin yang sudah kelelahan. Jarak taman dengan villa mereka cukup jauh. Sekitar 15 menit dan seperti menaiki jalanan yang berbukit-bukit.

Marriage Life | Svt&GfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang