14 | Pernikahan Sepupu

967 124 41
                                    

Focus : Nadin, Rizki, Farel

Hari ini keluarga Pranadipa berkesempatan untuk menghadiri pernikahan Shasi, namun sayang Caca tidak dapat datang.

Keenam anggota keluarga Pranadipa tersebut sudah sampai di lokasi pesta. Mereka bergabung dengan para tamu dan juga menyambut mereka.

"Gina!! Udah lama ga ketemu," ujar Ayu—teman lama Gina. Gina yang terkejut melihat kehadiran temannya itu segera menghampiri Ayu diikuti oleh Nadin dibelakangnya.

"Yaallah ini Nadin? Udah gede ya? Cantik pula," ujarnya ketika Nadin mencium punggung telapak tangannya. Nadin yang dipuji hanya tersenyum malu.

Mereka berbincang berdua mengabaikan Nadin yang sudah bosan disana. Nadin melirik samping kanan dan kirinya, mencari sosok yang ia kenal.

Lalu ia menemukan seseorang di dekat air pancur.

"Kak Farel? Ngapain disini?"

Nadin terkejut ketika melihat ketiga Kakak laki-lakinya sedang disana bersama Rizki.

"Hai Nadin," sapa Rizki.

Nadin tersenyum lalu menatap Dika dan Dirga. Nadin terheran ketika memandang Dika, mengapa wajahnya masih belum berubah sejak tadi siang? Selalu saja merenggut. Apa dia ada masalah?

"Dik, lo mau makan ga? Biasanya lo semangat kalau tentang makanan," ujar Dirga sembari melirik meja yang terisi penuh oleh bermacam makanan berat.

"Ga, gue lagi ga mood."

Nadin menatap bingung Dika, kemudian memandang punggung Dirga yang berjalan menjauh dari mereka. Setelah itu ia kembali fokus dengan Farel dan Rizki yang sedang berbincang.

"Gue masih bingung lo nemu Nadin dimana waktu itu."

Tiba-tiba Farel menanyakan hal itu kepada Rizki di hadapannya. Nadin cepat-cepat menatap Rizki panik. Ia takut Rizki mengatakan hal yang sebenarnya.

"Namanya juga takdir. gue juga gatau, ko bisa ketemu."

Nadin menghembuskan napas lega. Untunglah Rizki tak mengatakan bahwa ia menemukan Nadin di jembatan waktu itu. Sebelum pembicaraan mengenai masa itu diungkit kembali, Nadin harus segera mengalihkan topik sebisanya.

"Rizki, kesini sama siapa?" Tanya Nadin. Dia tahu dia bodoh, namun hanya pertanyaan itu yang muncul di pikirannya sekarang.

"Sendiri."

Nadin hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan ber-oh panjang. Ternyata tanggapan Rizki begitu singkat.

"Rel, kita dipanggil Papah," ujar Dika setelah mengangkat telepon dari ayahnya. Lalu ia buru-buru menarik Farel pergi meninggalkan Nadin dan Rizki berdua disana.

Tentu saja, Suasana canggung pun menyelimuti mereka berdua. 

Mereka sama-sama diam memikirkan kalimat apa yang harus mereka ucapkan untuk melenyapkan kecanggungan diantara mereka.

"Omah apakabar?" Tanya Nadin memulai percakapan.

"Baik."

Nadin kembali terdiam sembari mengangguk paham. Melihat respon Rizki yang  masih sama membuatnya tidak nyaman, maka ia pun beranjak pergi.

"Eh Nadin!" Rizki memanggilnya ketika ia akan mengambil langkah menjauh.

"Iya?" Tanya Nadin.

"Gimana mantan calon suami kamu itu? Kamu laporin ke polisi?" Tanya Rizki yang terlihat ragu ketika menanyakannya. Nadin kembali sedih mendengar tentang hal ini, membuatnya kembali ke momen menyedihkan di hidupnya.

Marriage Life | Svt&GfWo Geschichten leben. Entdecke jetzt