3. Semburat Rindu

687 129 28
                                    

Mau sampai kapan aku menunggu,
di saat rindu ini semakin menggebu.
-ayy.

**********

Hari - hari terus berlalu, aku telah menyelesaikan Penilaian Akhir Semesterku. Berapa-pun nanti hasilnya, aku akan pasrah menerimanya.

Semakin ke sini, aku jarang sekali melihat Zean di sekolah. Mungkin karena aku jarang keluar kelas, atau Zean yang enggan bertemu denganku. Aku benar - benar rindu padanya.

Kali ini aku ikut Flara ke kantin bersama temen sekelas lainnya. Dan tanpa di sangka - sangka, aku melihat pemandangan yang membuat dadaku terasa begitu sesak. Ya, manik mataku menangkap sosok Zean yang sedang merangkul seorang perempuan yang tidak aku kenali.

"Gue mau ke kelas aja," ujarku tiba - tiba.

Aku memutuskan untuk pergi dari tempat ini. Saat berada di depan pintu, aku melihat Lingga---ketua kelas kami yang sedang membaca buku sendirian.

Sedikit rasa canggung ketika aku melangkahkan kaki untuk masuk. Karena, aku dengannya tidak pernah akrab satu sama lain, dan hanya saling mengenal nama saja. Aku mulai memasang heand-set di telinga, dan menyetel sebuah lagu.

Lingga menutup bukunya, aku bisa melihatnya dari ekor mataku. Yang bikin heran, dia menatapku dengan lama tanpa berkedip.

Mungkin, ini cuma perasaanku saja.

**********

Hari Jumat, seperti biasa aku ikut latihan pramuka. Aku dan teman - temanku yang kelas 11, di tugaskan oleh kelas 12 untuk membina dan melatih kelas 10.

Barisan kelas sepuluh sudah berbaris rapi. Zean tiba - tiba menghampiriku.

"Mau langsung Latihan fisik atau materi dulu?" tanya Zean padaku.

Aku berusaha bersikap biasa - biasa saja.

"Terserah sih, coba tanya yang lain," Zean mengangguk.

Tidak enak rasanya kalau punya mantan yang satu organisasi.

"SEMUANYA SIAP GRAK!!" teriakan lantang dari Zean.

"ISTIRAHAT DI TEMPAT GRAK!!" semuanya benar - benar fokus mendengarkan apa yang Zean perintahkan.

"Kali ini, saya dan teman - teman saya mau menyampaikan sedikit materi kepramukaan kepada kalian semua, kalau ada yang tidak paham bisa di tanyakan pada Kak Arin, semua paham?" tanya Zean dengan tegas.

Kenapa jadi bawa - bawa nama gue? - batin Arin heran.

"SIAP, PAHAM KAK!!"

Zean menyampaikan materi dengan sangat detail dan terperinci. Dan tanpa kusadari, Zean sekarang sudah berada di sampingku. Ingin rasanya aku mengatakan rindu padanya, tapi itu sepertinya tidak mungkin.

Setelah selesai, Zean mengakhiri ucapannya.

"Ada pertanyaan?"

"TIDAK ADA KAK!!"

Zean menatapku dari arah samping."Lanjutin materinya, gue mau bahas agenda kegiatan sama yang lain,"

"Oke,"

Sangat profesional sekali, Zean dapat bersikap biasa - biasa saja tanpa melibatkan masalah pribadi pada saat berorganisasi.

Aku melanjutkan materi itu, dan aku baru menyadari jika cewek yang di rangkul Zean  waktu di kantin itu ikut Pramuka.

Aku membaca papan namanya. Alecia Utari. Aku mengakui kalau Alecia itu lebih cantik di banding diriku. Gayanya yang terbilang modis itu membuatku sadar diri.

*********

Ada waktu istirahat sekitar 15 menit, aku duduk di sebelah Salsa, anak IPA 3 yang satu organisasi denganku.

"Makin lengket aja ya lo berdua," celetuk Salsa.

"Maksudnya?"

"Hubungan lo sama Zean, semoga langgeng terus,"

Aku baru ingat satu hal, perihal putusnya aku dengan Zean tidak ada satu pun orang yang mengetahuinya.

Aku hanya tersenyum kikuk, apa kata Salsa? Langgeng?

"Oh iya, Sa. Tadi pas gue enggak ikut kumpul ke ruang Pramuka, kalian bahas apa?" tanyaku penasaran.

"Tadi kata Pak Akbar bakalan ada Perkemahan tingkat Provinsi, dan yang di pilih itu cuma satu perempuan dan satu laki - laki," jelas Salsa.

"Oh, thanks infonya."

"Menurut gue sih yang bakalan ikut lo sama Zean deh,"

"ngaco banget,"

"Kok ngaco? Emang kenyatannya begitu, kata Bu Asri yang pantas buat mewakili sekolah kita itu lo sama Zean, tapi Zeannya gak setuju. Tapi ini belum fiks sih,"

"Semoga jangan gue,"

Salsa menatapku heran,"Emang kalian kenapa sih? Kok pada enggak mau,"

"Ya cuma enggak mau," karena takut keceplosan aku memutuskan untuk memilih untuk kembali ke lapangan.

"Dia kenapa sih?"

***********

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, aku segera menuju ke parkiran untuk mengambil motor. Di sana terdapat Alecia yang sedang menaiki motor Zean, lalu mereka meninggalkan area parkiran. Sedikit tidak rela, tapi apa yang bisa aku lakukan?

Aku menghela napas, rasanya aku tidak siap untuk pulang karena takut di marahi oleh Ayah. Semoga saja tidak.

**********

bagaimana part ini? nanti di part" selanjutnya kalian bakalan tau penyebab Arin dan Zean putus.

jgn lupa komen, vote, and share yya!!

see u

-ayy.

For You, Ex! [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن