16. Yakin Gak Mau Buka Hati?

373 62 12
                                    

bolehkah jika aku melupakannya
dengan menggunakan orang baru?

-Arinaya Shauka

*********

Mataku mengerjap beberapa kali, aku baru tersadar jika diriku sedang berbaring di atas kasur. Aku memandang sekeliling kamar, terdapat foto - foto yang aku kenal sekali orang itu siapa. Bagaimana bisa, fotoku ada di sini? Dan di ambil secara diam- diam?

"Ngapain?" tanya Lingga yang tiba - tiba masuk ke dalam kamar.

Aku langsung teringat, kalau sekarang masih berada di apartemen milik Lingga.

"Lo nggak macem- macem 'in sama gue 'kan?" tanyaku dengan curiga.

Lingga bersedikap dada."Mau banget gue macem - macem 'in, hm?

Mendengar suara berat dari mulut Lingga membuat tubuhku meremang. Salah sendiri aku menanyakan hal se-sensitif itu.

Dia semakin mendekat, membuatku perlahan mundur.

Lingga memajukan wajahnya di hadapanku, bahkan aku bisa merasakan deru napasnya.

"Kan gue udah bilang, gue akan macem - macem'in lo kalo gue udah halalin lo. Paham?" ujarnya begitu lembut.

Aku memalingkan wajah, tanpa membalas ucapan Lingga.

Mataku beralih menatap jam yang menggantung di atas dinding. Jarum pendeknya sudah menunjukkan pukul delapan malam.

"Emm, gue boleh minta tolong anterin gue pulang?" tanyaku sekaligus mengalihkan topik.

"Hm, ucapan gue yang tadi lupain,"

**********

Di dalam mobil, aku masih bertanya - tanya. Kenapa Lingga mengoleksi foto - foto itu?

"Masih mikirin soal foto di kamar gue?" tanya Lingga dan membuatku mengangguk sesaat.

Lingga menghembuskan napasnya,"Lo emang gak peka."

Apasih? Gak jelas banget nih orang.

Kami berdua lalu terdiam meninggalkan obrolan sampai tiba di depan rumahku.

"Mau gue bantu?"

"Gue bisa sendiri. Thanks ya," ujarku sambil tersenyum.

"Ya, nanti motor lo kalo udah bener bakal di anter,"

"Oke,"

************

Memasuki ruang tamu, aku langsung meneguk ludah susah payah. Bagaimana tidak? Di sana sudah ada Ayah, Ibu, serta Flara.

"Kamu dari mana?" suara bariton Ayah itu memberhentikkan langkahku untuk menuju ke kamar.

"Tadi abis kecelakaan kecil, Yah." Ayah kemudian memandang kedua lututku.

"Kenapa bisa sampai kecelakaan? Dan pulang sampai jam segini? Di antar pulang siapa?" runtutan pertanyaan itu keluar dari mulut Ayah.

For You, Ex! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang