24. Salting Brutal

334 65 3
                                    

ternyata bahagia itu sederhana ya?
melihatmu duduk di sampingku saja itu adalah
definisi bahagiaku.

-Lingga Arshaka.

********

Hari ini di kelas Arin jam kosong. Sebagian pada ribut sendiri, ada juga yang sedang membaca buku, termasuk Lingga.

"Sorry ya, soal kemarin." ujar Flara merasa bersalah.

"Oh, sans. Gue ngerti kok, gue juga minta maaf." Arin tersenyum.

"Lo enggak salah, gue putus sama Virgo juga bukan karena masalah ini," ujar Flara terdengar sedih.

"Kalo mau cerita, cerita aja. Gak mau juga gapapa, gue gak maksa."

Flara kemudian menangis, lalu Arin membawanya ke dalam pelukan.

"Nangis aja sepuas lo, biar sedikit lega."

"HUAA!! ARIN..''

Lingga menoleh ke belakang melihat Arin sebentar, lalu kembali lagi ke posisinya semula.

"Ada apa?"

"Virgo selingkuh sama---"

Flara tiba - tiba teringat sesuatu, kemudian memilih untuk menutup mulutnya.

"Gue ke kamar mandi dulu," pamitnya.

"Aneh," batin Arin.

*******

"Lagi baca apa?" tanya Lingga yang tiba - tiba duduk di sampingku.

"Eh, ada lo? Sejak kapan?"

"Beberapa menit yang lalu, segitu fokusnya lo baca novel sampai nggak merhatiin sekitar?"

Aku menutup novel itu.

"Emang kenapa?"

Dia memilih diam, kemudian merebahkan tubuhnya di atas karpet berwarna hijau di ruangan ber-AC ini.

Aku meliriknya sesaat, ternyata matanya kini terpejam. Entah kenapa, aku jadi mengagumi wajahnya. Dengan bulu mata yang lentik, hidung yang tidak terlalu mancung, garis rahang yang terlihat sempurna, serta manik matanya yang berwarna kecoklatan. Ah, aku jadi tidak pantas untuk di cintainya.

"Kenapa lo bisa cinta sama gue? Sedangkan lo terlalu sempurna bagi gue," gumamku pelan.

"Gak usah di liatin mulu kali,"

Mataku seketika melotot saat Lingga tiba - tiba membuka matanya dan langsung beralih ke posisi duduk.

Dia tersenyum kepadaku, aku jadi gugup. Sial, kenapa harus ketangkap basah sedang memperhatikannya sih? Kan malu.

Lingga memajukan wajahnya, membuat ritme jantungku berdetak lebih cepat. Karena takut, aku memejamkan mata.

Tangannya menyelipkan anak rambutku di telinga, membuatku langsung membuka mata dan menjauh dari Lingga.

Rasanya benar - benar aneh, aku dejavu pada saat Lingga menyelipkan anak rambutku. Bayang - bayang masa lalu, kini menghantuiku lagi. Di saat momen yang tidak pas.

Lingga menatapku bingung."Hey lo kenapa?"

"Gapapa,"

For You, Ex! [END]Where stories live. Discover now