14. Sebuah Perhatian

430 63 2
                                    

Membuka lembaran baru sebelum menyelesaikan
lembaran yang lama, itu hal yang sulit untuk di lakukan.

-Arinaya Shauka

*********

Entah apa yang membuatku akhir - akhir ini semakin penasaran kepada seseorang yang selalu menaruh bekal makanan di laci mejaku. Saat aku bertanya kepada teman - teman di kelas, mereka menjawab sama sekali tidak tahu.

Aku mengambil buku diary-ku, ternyata sudah terisi setengah. Aku ingin menulisnya lagi, tapi menulis tentang apa?

Suara teriakan dari luar yang memanggil namaku membuatku langsung beranjak dari tempat dudukku, sampai lupa menaruh diary-ku ke dalam tas.

"Ada apa sih?" tanyaku ketika sudah di luar.

Mataku mendapati Flara yang tengah bertengkar dengan geng-nya Elva. Ada Alecia juga di sana, aku pun segera menghampiri mereka.

Flara tengah menjambak rambut Elva habis - habisan. Sedangkan Katrin serta Alecia membalas Flara dengan mengguyurnya dengan air bekas pel'an.

Aku mendorong tubuh Elva supaya menjauh dari Flara tetapi doronganku terlalu kuat dan membuatnya jatuh tersungkur.

"Lo gak usah ikut campur!" kata Alecia penuh penekanan padaku.

Aku tersenyum sinis."Gak guna lo semua, bisanya mainnya keroyokan, takut ya kalo sendirian?"

Emosi Alecia langsung memuncak, tangan Alecia hendak menamparku, namun langsung di  tepis oleh Flara yang sudah basah kuyup. Gadis itu kemudian menampar Alecia.

PLAK!

Tamparan ketas itu Flara berikan kepada Alecia. Keadaan di koridor kemudian hening sejenak. Semua atensi menatap ke arah mereka berdua.

"GUE GAK SALAH APA - APA, KENAPA LO NGELAKUIN INI KE GUE ANJING!" bentak Flara kepada Alecia.

Flara kemudian menatap Elva dan Karin secara bergantian."Lo berdua juga, ngapain sih ikutan gabung sama bocil sinting kaya dia?"

"Sembarangan lo monyet!" Alecia hendak menyiram Flara lagi, tapi Flara tepis ember itu sehingga Alecia -lah yang terkena air bekas pel'an itu.

Aku menatap Elva dan Karin, mereka berdua sudah benar - benar berbeda, tidak seperti yang ku kenal dulu.

"Kalian semua tau gak? Kenapa Elva bisa jadi peringkat satu pararel di semester tau? Sebenarnya dia menyabotase hasil ulangan murid -murid yang pintar, termasuk Arin, Freya, Zean, dan yang lainnya,"

Wajah Elva seketika merah padam menahan malu, tapi ia bersikukuh mengelaknya.

"Lo jangan ngomong sembarangan, emang ada bukti?"

Flara tertawa jahat,"Kalo gue ngomong sembarangan, kenapa lo panik? Kenapa lo ngajak gue duel?"

"Gue punya buktinya kok, mati lo Raelva Tsamara,"

"Gak jelas banget lo!"

"Udah salah ngelak lagi,"

For You, Ex! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang