Chapter 18 : Draco Malfoy Cemburu?

516 59 34
                                    

.
.
.
.
.


Dua hari setelah kejadian memalukan itu, kegiatan di Hogwarts kembali normal seperti biasa. Hanya saja, terdapat beberapa perubahan. Di mana, Dean dan Ron tidak pernah lagi saling menyapa maupun mengobrol. Parvati yang tidak ingin mengobrol lagi dengan Dean, walaupun pemuda itu telah melakukan segala cara agar gadis sulung Patil itu mau berbicara dengannya. Bukan hanya Parvati, Padma juga enggan berbicara dengan Ron membuat pemuda penyuka ayam itu merengek pada Harry.

Hal yang berbeda lainnya adalah, banyak siswa-siswi Hogwarts yang masih mengingat kejadian itu ketika berpapasan dengan Dean atau Ron. Di antara mereka akan ada yang berteriak histeris, tertawa terbahak-bahak, muntah karena jijik mengingat kejadian memalukan itu dan meringis. Walaupun ada beberapa siswa-siswi yang bersikap biasa. Terakhir, sang Ketua Murid laki-laki yang tangannya berbalut kain seperti saat ia tahun ketiga. Hal itu menyebabkan ia kesulitan melakukan segala sesuatu. Walaupun ada patnernya yang bersedia membantu, tetap saja ada beberapa hal yang harus tetap ia lakukan sendiri.

Di salah satu Koridor Hogwarts, terlihat Hermione dan Draco berjalan. Seperti biasa, mereka akan pergi ke Great Hall untuk membicarakan sesuatu hal yang penting dengan professor Mcgonagall.

Draco agak meringis karena merasakan sakit di tangan kirinya. Madam Pomfrey bilang, tangan Draco membutuhkan waktu untuk bisa sembuh, karena terkilirnya ini cukup fatal.

"Tanganmu masih sakit, Draco?" tanya Hermione yang ikut meringis melihat tangan patnernya itu.

"Ya. Rasa sakitnya masih ada, hanya saja tidak separah kemarin." ya! Kemarin adalah saat-saat menyakitkan bagi tangan Draco. Pemuda itu bahkan tidak bisa untuk sekedar duduk saja.

Mereka masuk Great Hall yang hanya berisi beberapa murid saja. Sesuai dugaan mereka, jam segini tempat itu masih sepi. Mereka mendekati meja makan professor Mcgonagall untuk mendiskusikan beberapa hal.

.................

Pelajaran pertama adalah sejarah sihir. Seperti biasa, professor Binns menjelaskan materi dengan nada mendongeng. Siswa-siswi yang mengikuti kelasnya harus berusaha menahan kesadaran, mendengarkan suara professor Binns.

Hermione yang duduk bersama Tom Felton, beberapa kali mengedipkan matanya menahan ngantuk. Ia menoleh pada siswa-siswi yang mengikuti kelas. Terlihat banyak dari mereka tertidur, contohnya saja Blaise Zabini. Ia melihat Draco yang memilih menulis di perkamennya daripada mendengarkan penjelasan professor Binns.

Hermione merasakan matanya sangat berat. Ia hampir akan tertidur, jika saja Tom tidak menepuk bahunya.

"Jangan tertidur." Tom menoleh pada Hermione dengan wajah datar.

Melihat Hermione mengangguk, membuat Tom menatap ke depan lagi.

Ngomong-ngomong tentang Tom, pemuda itu membuat Hermione bertanya-tanya. Kenapa baru hari ini ia terlihat. Beberapa hari yang lalu ke mana? Bahkan, ia tidak pernah terlihat semenjak Hermione mulai berlatih dengan para professor sebagai bekal untuk menghadapi makhluk-makhluk Yunani Kuno.

Karena sangat penasaran, Hermione memutuskan untuk bertanya. "Kau selama ini ke mana?" ia menatap sekitar agar tidak seorang pun tahu kalau dia dan Tom mengobrol.

"Aku ada di kamarku." jawab singkat Tom.

"Tapi kenapa hari ini aku baru melihatmu?" tanya Hermione.

"Bukankah beberapa hari yang lalu kelas diliburkan? Tentu saja, kau baru bertemu denganku. Lagipula, kita satu meja hanya di kelas ini. Bukan?" Hermione mengangguk mendengar penjelasan Tom. Benar apa yang Tom katakan, hanya di kelas professor Binns mereka satu meja. Mungkin mereka berbeda mata pelajaran.

I Will Protect You 2 (War Of Wizarding World)Onde histórias criam vida. Descubra agora