I'm Sorry

1.4K 114 98
                                    

"Bunda, maafin Cindy.."

Berkali-kali kalimat tersebut diucapkan oleh seorang gadis manis pada seorang perempuan paruh baya yang kini tengah mendekapnya.

"Kan dokter bilang Jinannya gapapa. Udah ya, Cindy jangan nangis." ucap wanita tersebut yang tak lain adalah bundanya Jinan.

Setelah kejadian Jinan tiba-tiba pingsan saat sedang bermain di kebun teh bersama Cindy, gadis itu kini berada di rumah sakit. Terhitung sudah dua hari, namun selama itu pula belum ada tanda-tanda Jinan bangun dari tidur panjangnya itu.

Dokter mengatakan Jinan kelelahan, bahkan dehidrasi ringan. Mungkin ini efek dari kegiatan yang seolah tak ada habisnya, sehingga membuat gadis itu tak memiliki cukup waktu untuk beristirahat. Jinan disarankan untuk istirahat total selama beberapa hari meskipun ia telah siuman nantinya.

"Udah sayang, jangan nangis. Kamu masuk gih, jagain dia sebentar. Bunda mau ketemu dokter." perintah wanita paruh baya tersebut.

Cindy mengangguk, lalu melepaskan pelukan dari sang camer. Ia kemudian masuk dan duduk di samping ranjang Jinan. Gadis manis itu menyeka air matanya, lalu tangannya perlahan menggapai tangan Jinan dan kemudian digenggamnya.

"Kenapa kamu ngga bilang kalo kamu capek? Kenapa kamu ikutin aku?" tanya Cindy masih dengan sisa tangisnya.

"Kenapa lo ajak Jinan main?" ucap seorang gadis Betawi pada sahabatnya.

"G-gue.."

"Lo bahkan tau banget Jinan seminggu full gaada waktu istirahat yang cukup."

"Iya gue salah, Christy! Iya gue tau!" gadis yang satunya mulai terisak.

Christy, si gadis Betawi yang terlihat sedang marah pada sahabatnya, Cindy.

"Jinan waktu itu ngga keberatan. Gue kira dia baik-baik aja." ucap Cindy lemah.

"Jinan mana pernah ngomong ke kita kalo dia sakit." kata Christy. Cindy terdiam.

"Bener kata Jinan. Lo bukan yang dulu, lo berubah. Lo bukan lagi Cindy yang gue kenal. Cindy yang selalu perhatian dan ngertiin keadaan temennya." lanjut Christy.

"Christy.." ucap Cindy menggantung.

"Cindy yang sekarang suka nuntut, Cindy yang ngga bisa sabar, dan Cindy yang egois."

"Maksud lo apa? Gue tau gue salah, tapi gue ngga kayak gitu!" Cindy mulai terpancing.

"Lo emang ngga sabaran. Lo tau? Jinan udah nyiapin sesuatu buat lo. Tapi karena ngga sabarnya lo, semuanya gagal."

Christy menarik nafasnya perlahan, lalu melanjutkan ucapannya.

"Jinan usahain lo bisa masuk Kidzania tanpa ribet. Dan cuma akan ada kalian berdua di sana tanpa pengunjung lain. Sampe uang jajan dia dua bulan habis. Tapi apa? Lo pergi sama orang lain saat seharusnya hari itu lo pergi ke sana sama dia."

Cindy terdiam mendengar ucapan sahabatnya. Ingatannya kembali pada saat dirinya dan teman-temannya hampir kecewa pada saat itu ketika tau bahwa tempat tujuan mereka hari itu tidak dibuka untuk umum.

"J-jadi.."

"Iya, awalnya tuh Kidzania tutup buat umum karena udah dibooking Jinan. Tapi karena lo dateng sama mereka dengan bahagianya, Jinan ngga tega. Akhirnya dia cancel demi lo semua bisa masuk. Dan sebagai konsekuensinya, uang Jinan ngga dikembaliin."

"Kenapa Jinan ngga cegah lo? Jelas Jinan ngga akan ngomong apapun ketika lo udah bilang kalo lo bakal jalan sama senior-senior dan temen satu team lo dulu itu. Kalo pun Jinan nyegah, gue yakin lo bakal marah. Dan temen-temen lo itu bakal belain lo dan nyalahin Jinan."

Lacerta agilisWhere stories live. Discover now