Semakin Yakin

1.5K 113 54
                                    

Malam ini di jalanan kota Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2020, aku dan dia berdua. Naiki motor tua, menara sebagai petunjuk. Ewhh..

"Ini kamu udah ijin ke Mama kamu kalo mau nginep di tempat sepupu kamu?" tanya Jinan sambil membantu
Cindy memakai helm.

"Udah kok." jawab si bolot.

"Yaudah deh, yuk pulang."

Ya, tadi memang Jinan menjemput Cindy. Dia habis main dengan temannya. Ngga tega aja kalo biarin Cindy pulang sendirian. Terlebih katanya malam ini gadis itu akan menginap di tempat sepupunya yang rumahnya tak terlalu jauh dari rumah Jinan. Yaudah sekalian aja. Mayan kan bisa..

Jinan melepaskan jaketnya dan memberikannya pada Cindy. Ya seperti biasa, Jinan takut Cindy masuk angin. Udah mah pake kemeja lengan pendek doang.

"Kamu?" tanya Cindy.

"Dipeluk kamu." Jinan tersenyum menyebalkan.

"Modus!"

"Bodo. Cepet naik, keburu pagi."

Cindy segera naik ke motor Jinan dan memeluk gadis itu. Dan perlahan Jinan menjalankan motornya. Uwuwu banget dua manusia itu. Jadi iri.

"Abang ojek aku ganteng." kata Cindy.

"Oh tentu saja." sahut Jinan dengan PD-nya.

"Emm ini kok motornya jalannya lama amat ya?"

"Iya."

"Kenapa?"

"Biar ngga cepat sampe."

"Lah kenapa?"

"Masih mau lama-lama sama kamu."

"Idiiiiih alay."

"Iya si Ip emang alay."

"Kok Ip sih?! Haha."

Keduanya tertawa. Meskipun sebenarnya Jinan sedang fake smile. Biasa lah, si sadgirl. Apapun itu, Jinan sudah janji untuk membahagiakan gadis manis itu.

"Cindy laper, Jinan." ucap Cindy.

"Lah ngga makan emang tadi?"

"Makan. Tapi mau makan lagi, sama kamu."

"Yaudah mau makan apa?"

"Ayo makan bubur ayam."

"Okee."

Entah kemana Jinan harus melajukan motornya, karena ia tak tahu dimana penjual bubur ayam apalagi udah jam segini. Gaada akhlak emang Cindy tuh kalo minta.

Setengah jam muter-muter, akhirnya Jinan menemukan abang-abang tukang bubur ayam. Segera saja ia hentikan motornya di depan kedai tersebut.

Setelah memesan, keduanya duduk di pojokan. Diem-dieman kaya lagi marahan. Cindy sibuk chatting dengan seseorang.

Jinan menghela nafas lelah. Ia tau Cindy pergi dengan si mermaid, tapi kenapa Cindy tidak jujur. Gadis itu hanya mengatakan jika akan pergi dengan temannya. Padahal biasanya jika Cindy akan pergi bersama member, pasti ia akan menyebut namanya. Makin yakin Jinan tuh kalo gini.

"Kenapa?" Cindy meraih tangan kanan Jinan dan menatapnya.

"Ha? Em, ng-engga kok. Hehe." sahut Jinan.

"Bohong."

"Em gapapa beneran."

"Ish kamu mah!"

Jinan masih diam, ia bisa bernafas lega ketika makanan mereka datang.

"Selamat makan, Cindy. Jangan diaduk." kata Jinan.

Lacerta agilisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang