Kenapa Harus Satu?

1.3K 101 58
                                    

"K K K HOIII!"

Seruan dari para member K3 terdengar riuh ketika latihan untuk pertunjukan teater Saka Agari besok telah selesai.

Para member kemudian berpencar untuk melakukan aktivitas masing-masing. Ada yang langsung berbenah, langsung pulang, ngerumpi. Ada juga yang malah goleran di lantai, macam Jinan ini contohnya.

Dia malah baring-baring di pojokan sambil menyeka keringatnya dengan handuk kecil yang ia bawa. Capek. Kuliah, tugas, proposal skripsi, diselingkuhin, aish sadgirl bukan maen dah.

Namanya kadal, badannya diem matanya mah jelalatan kemana-mana. Pas banget tak jauh darinya, ada bidadari Tangerang lagi ngobrol sama Christy mang iya.

Jinan tak berkedip ketika melihat Chika tengah menguncir rambutnya. Bagaikan iklan di televisi, Hair flips nya sungguh mematikan. Aaaaaa Tamaraaa..

"Buseeeet, bening amat kek ubin kerajaan Fir'aun."

Si kadal senyum sendiri. Dan seeeet! Chika nengok dong, ngeliat Jinan lagi liatin dia sambil senyum. Chika langsung mikir mau resepsi pake adat apa nanti. Ngebet!

Jinan balas senyum semanis mungkin yang ia bisa. Ya agar supaya nyangkut dipikiran neng Chikuy. Ahay!

"Gila-gilaaa, siapa yang kagak mau sama model beginian. Bayangin kamu dating sama dia, Nan. Ah mantap!" gumam Jinan sambil senyum-senyum serem.

Setelah puas memandangi Yang Maha Anggun, kini tatapan Jinan beralih pada seseorang yang terlihat tengah memijat-mijat kakinya sendiri. Capek banget keliatannya.

Ia segera bangkit dari tempatnya, mengambil kaos unicorn di tasnya dan segera ke toilet untuk mengganti pakaiannya. Tak berapa lama, gadis yang baru saja potong rambut itu selesai berganti. Sudah wangi, wajahnya sudah tidak buluk lagi. Dah kece parah lah!

Ia kemudian menghampiri seseorang yang ia kategorikan dalam sekte tarahuu Sumedang. Si kakak impian, si jeketi one, Abin.

"Balik sama siapa?" tanya Jinan sambil mengambil posisi duduk di sebelah Anin.

Anin menoleh ke samping, kemudian tersenyum.
"Sendiri lah, sama siapa lagi."

"Ayo Kak, gue anter. Dah malem."

Anin melongo mendengar ucapan Jinan. Tumben banget, ini Jinan kesurupan apa gimana?

"Malah bengong, mau kagak?!" nah ini baru Jinan, ngegas.

"Beneran?" tanya Anin.

"Prank, ahahahaha.."

Julid memang si kadal bergigi kelinci ini. Ngga tau apa ya kalo orang lagi capek bisa jadi psikopat. Langsung saja lengannya ditabok sama Anin.

"Ya beneran lah. Ayo cepet, keburu tambah malem." kata Jinan.

"Oke sebentar ya, ganti baju dulu." ucap Anin dengan semangat.

"Hmmmmm."

Jinan harus menunggu selama 15 menit untuk Anin selesai dengan urusan ganti bajunya. Lama amat ngga ngerti lagi.

"Ayok, Nan!" ajak Anin.

"Lama banget lo kak!"

"Dandan dulu biar cakep."

"Mau tidur juga lo."

"Yaudah sih, Nan."

"Iye dah! Lo kagak dandan juga udah cakep."

"Bisa ulang sekali lagi?"

"Lo cantik, kak. Dah puas?" kata Jinan sambil berjalan mendahului Anin.

Lacerta agilisWhere stories live. Discover now