Recovery

1.4K 108 54
                                    

"Ih makan bege! Tar lu mati!" ucap seorang gadis muda kepada kakak tunggalnya.

"Mulut!" sahut sang kakak.

Najwa dan Jinan. Kakak beradik yang suka ngejulid satu sama lain. Tapi aslinya mereka saling menyayangi kok, ya tapi gitu. Keduanya sama-sama memiliki gengsi selangit.

Sejak pulang dari rumah sakit lima hari yang lalu, Jinan sangat sulit untuk disuruh makan. Ya memang, Jinan itu ngga suka makan. Tapi kalo jajan, dia maju paling depan.

"Gue capek anjm ngebujuk lu, pengen gue bejek rasanya." Najwa menggerutu.

"Keluar sana!" usir Jinan.

"Lo ngga tau Ayah sama Bunda khawatir ha? Lo udah gede Jinan, ngga usah kaya gini."

"Suka hati lah."

"Bener-bener!"

Najwa bersiap menggeplak Jinan, namun tangannya ditahan oleh seseorang.

"Lah kok ngamok?" tanya orang itu.

"Bodo. Urusin tuh bucinan Kakak." ucap Najwa seraya pergi dari kamar Jinan.

"Kamu kenapa lagi?" tanya seseorang yang tak lain adalah pacar Jinan. Cinhap Hapsari.

"Gak apa-apa." jawab Jinan.

"Belum makan pasti ya?" tanya Cindy ketika melihat makanan yang masih utuh di atas meja belajar Jinan.

Jinan ngangguk-ngangguk. Wajahnya terlihat pucat, lemas. Seperti orang yang terlihat malas hidup.

"Makan ya? Aku suapin." kata Cindy.

"Gamau." tolak Jinan.

"Kok gitu? Ngga pengen sembuh?"

"Engga."

"Kok bisa?"

Tanpa berkata apapun, Jinan langsung memeluk erat gadis di hadapannya. Entah apa yang terjadi dengan pimpinan sadgirl cabang Jaksel ini. Cindy membalas pelukan Jinan, mengusap pelan punggung gadis itu.

"Kamu kenapa?" tanya Cindy sekali lagi.

"Kangen kamu." jawab Jinan.

"Alay banget kek jamet."

"Ah lo mah!"

Jinan melepaskan pelukannya dari Cindy. Kembali menyandarkan tubuhnya ke bagian atas ranjang. Ngambek sambil manyun-manyun.

"Ututututu, ayo dedek Jinan makan dulu. Sini-sini aku suapin." pipi Jinan diuwel-uwel sama Cindy.

"Cinhaaaaap gue bukan bocah!"

"Haha yaudah makanya buka mulut, nih aaaa.."

Akhirnya Jinan luluh. Ia menerima suapan dari Cindy. Ah elah ada aja kadal akalnya.

"Emm, kamu marah sama Christy?" tanya Cindy pelan-pelan.

Jinan menggeleng. Ya untuk apa marah? Jika memang bahagianya Devi itu Christy, Jinan bisa apa?

"Bagus. Soalnya..."

"Aku gamau bahas itu." potong Jinan.

"Iya-iya, ngambek mulu. Jelek."

"Jelek juga kamu bucin."

"Yelaaah."

"Disini aja ya?" pinta Jinan.

"Ih aku ada teater." kata Cindy.

"Gaboleh!"

"Kenapa?"

Lacerta agilisWhere stories live. Discover now