Luka Yang Kurindu

1.6K 109 24
                                    

Jakarta, 2017

Seorang gadis manis tengah menatap layar ponselnya sambil menghela nafas lelah. Hari ketujuh, ia masih setia menunggu kabar dari seseorang. Meskipun hanya sebuah notifikasi pesan singkat pun tak apa.

Usahanya pun tak sia-sia. Setelah puluhan pesan dan panggilan yang diabaikan, akhirnya seseorang itu menghubungi dirinya terlebih dahulu.

"Halo!" sapanya senang.

"Hai. Maaf ngga ngabarin kamu. Ada banyak les tambahan di sekolah buat ujian." ucap yang di seberang.

"Iya gapapa. Kamu kalo capek istirahat, jangan dipaksain. Makan yang bener ya, jangan sampe sakit." nasihat gadis manis tersebut.

"Iya, kamu juga. Yaudah aku tutup ya. Aku mau belajar."

"Yah, tapi baru sebentar."

"Nanti kalo aku free pasti aku hubungin kamu lagi."

"Yaudah. Semangat Jinan!" gadis itu memaksakan senyumnya.

"Iya, makasih Cindy. See you!"

"See you too."

Sambungan telepon terputus. Gadis itu kembali murung. Itu adalah alasan yang selalu Jinan berikan untuk Cindy. Belajar. Padahal Cindy tau, Jinan itu pemalas.

Cindy Hapsari, gadis itu sedang bingung tentang hubungannya dengan seseorang. Jinan Safa Safira, sang sahabat sekaligus kekasihnya itu yang membuat dirinya bingung.

Hubungan keduanya sudah berjalan lebih dari satu tahun. Dan selama itu semuanya baik-baik saja. Hingga beberapa bulan terakhir, sikap Jinan berubah.

Cindy tau, Jinan memang sering menghilang. Tak memberinya kabar berhari-hari, itu memang sudah kelakuan Jinan. Tapi tak pernah hingga satu minggu seperti ini.

Ia sebenarnya keberatan dengan sikap Jinan, tapi tak pernah ia suarakan. Karena ia tak mau mengulangi kejadian tak mengenakan lagi. Ia dan Jinan break hanya karena menurut Jinan Cindy terlalu posesif.

Padahal maksud Cindy tak seperti itu. Cindy hanya ingin Jinan menyisihkan 5 menit saja dari 24 jam yang Jinan miliki untuk mengabarinya. Bukan apa, bagi Cindy menanyakan keadaan seseorang adalah bentuk perhatiannya. Tapi ternyata bagi Jinan itu malah mengganggunya.

"Mau sampai kapan kaya gini? Apa aku egois kalo aku ingin kamu perhatiin kaya dulu awal kita pacaran? Aku mau jadi prioritas kamu lagi, Jinan." gumamnya.

***

Cindy sedang jalan dengan kedua sahabatnya, Aya dan Christy. Rencananya hari ini mereka akan nonton. Kenapa mereka tak bersama Jinan? Jawabannya adalah gadis itu ada urusan lain.

"Gue pesen tiket dulu." ucap Aya, diangguki oleh Cindy dan Christy.

"Jinan mana?" tanya Christy setelah Aya berlalu meninggalkan keduanya.

"Ada urusan." jawab Cindy.

"Urusan apa?"

"Nganter Najwa beli hadiah buat temennya."

"Najwa atau Devi?"

"Ha? Kok Devi?" bingung Cindy.

Christy menunjuk ke arah dua orang yang berjarak tak jauh dari keduanya. Cindy mengikuti arahan Christy, dan Yap! Jinan dan Devi tengah berjalan bergandengan tangan sambil sesekali bercanda.

Lacerta agilisUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum