Struggle (4)

42.7K 5.3K 517
                                    

Baby memasuki rumah mewah dan megah milik orangtua Lily. Entah kenapa, setiap Baby datang berkunjung ke sini, ia merasa kembali pulang. Kehangatan sebuah keluarga yang diberikan oleh kedua orangtua Lily membuat Baby kadang iri.

"Baby!"

Baby tersenyum lebar saat seruan namanya keluar dari mulut ibu Lily.

"Tambah cantik aja," puji wanita yang kini merentangkan tangan untuk memeluk Baby.

"Tante yang makin cantik aja. Baby jadi minder," balas Baby cemberut.

Ibu Lily tertawa, sementara Lily terkekeh geli. Selalu seperti ini. Suasana semakin hidup jika ada Baby. Dan Lily sangat menyukainya.

"Ayo, Ma, ajak Baby ke meja makan. Udah ngeluh laper dari tadi," tegur Lily pada ibunya.

"Ih, fitnah!" seru Baby menyanggah. Lily jelas mengarang.

Lily mencibir sambil berlalu mendahului mereka menuju meja makan. Ada ayahnya yang sudah duduk di sana sambil menghadap laptop. Pria itu masih saja bekerja setelah seharian dari perusahaan.

"Mas, udahan dulu dong. Gak enak banget lagi makan denger orang rapat. Mana gak paham pula," keluh ibu Lily.

Ayah Lily tersenyum dan menyudahi rapat dengan beberapa orang kepercayaannya.

"Baby," sapanya pada Baby.

"Hai, Om, tambah ganteng aja," kekeh Baby.

Ayah Lily tertawa sambil geleng-geleng kepala.

"Kamu itu sama persis kayak Lily kalau lagi ada maunya."

Baby tertawa. "Nular nih kebiasaan Lily," balasnya.

Lily sudah tidak tahan untuk mengungkapkan semuanya. Lily tidak bisa menunggu lagi. Mungkin malam ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan apa yang sebenarnya.

"Ma, Pa, aku mau ngomong sesuatu. Ini kita makan dulu atau..."

"Makan dulu, Sweetie. Papa lapar," potong ayahnya.

Lily mencebikkan bibir membuat ketiga orang di sana terkekeh geli.

Oke, makan dulu. Lily dan semua orang memang harus mengisi tenaga terlebih dahulu sebelum menerima kejutan tak terduga.

Makan malam kali ini terasa begitu ramai dan berbeda oleh Lily. Entah kenapa dia merasa bahagia dan deg-degan secara bersamaan.

Usai makan malam, ibu Lily menghidangkan camilan untuk mereka. Sehingga Lily mulai menyela untuk bisa berbicara.

"Mau ngomong apa?" tanya sang ayah menatap lurus pada putrinya.

Lily menarik napas panjang sebelum menghembuskannya perlahan.

Baby dan ibu Lily ikut menyimak apa yang akan sahabat Baby itu katakan.

"Mama," panggil Lily sambil menatap ibunya.

"Kenapa sih, Kak? Jangan bikin Mama cemas," keluh sang ibu.

"Tadi pagi, Mama ceritain semuanya ke aku. Soal kembaran aku. Soal kejadian yang menimpa keluarga kita puluhan tahun lalu. Dan soal foto itu."

Kini Lily beralih menatap Baby. "Maaf, By, gue udah maling ini," Lily memperlihatkan selembar foto yang tadi ia ambil dari apartemen Baby.

"Buat apa?" tanya Baby bingung.

"Mama yang bakal jelasin ini," Lily memberikan foto di tangannya kepada sang ibu.

Ibu Lily menatap potret seorang bayi di dalam lembar foto yang ia pegang. Jantungnya berdetak kencang dengan tangan yang mulai bergetar dan berkeringat.

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang