Shelva's Revenge (2)

43.1K 3.7K 179
                                    

Selain lekuk tubuh Shelva, Aarav juga sangat menyukai ekspresi wajah dan suara desahan wanita itu ketika mereka bercinta. Selain menggoda, Shelva juga sangat seksi.

Munafik jika Aarav tidak segila ini menginginkan Shelva menjadi miliknya.

"Mmhhmm..." Shelva menyisir rambut Aarav saat pria itu tengah bermain di payudaranya.

Aarav begitu lembut memainkan lidah dan bibirnya di sana. Yang bisa dilakukan Shelva hanyalah memejamkan mata menikmati setiap sensasi dingin dan geli yang Aarav berikan.

Cukup lama bermain di benda kenyal itu, Aarav mengangkat wajahnya dan menatap Shelva. Percintaan panas mereka sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu dengan Aarav yang merasa begitu puas.

"Jangan ulangi lagi," bisik Aarav di depan bibir Shelva.

Shelva membuka mata dan mengernyit. Seolah paham, Aarav mengecup pipi wanita tersebut dengan lembut berulang kali.

"Aku gak suka kamu disakiti sama orang lain. Jadi, tolong, jangan ulangi lagi."

Shelva yang langsung mengerti maksud ucapan Aarav tersenyum geli.

"Sakit," bisik Shelva.

Untung saja tadi Shelva segera mengompres pipinya saat tiba di rumah sehingga rasa kebas dan pipinya yang sedikit bengkak tidak bertahan lama.

Tunggu saja, Shelva akan membalas yang lebih sakit lagi pada perempuan kecil itu.

"Masih sakit?" Shelva tertawa karena merasa geli dengan apa yang Aarav lakukan.

"Kamu gak pulang?"

Aarav menggeleng, "kamu mau ngusir aku?"

"Percuma," balas Shelva membuat Aarav tersenyum lebar.

"Kenapa ajakan makan malam ku ditolak?"

Shelva mencebikkan bibir. "Jangan rusak rencanaku karena makan malam yang kamu atur itu, Aarav."

Aarav menurunkan wajahnya dan menggigit rahang Shelva membuat wanita itu mengerang kesal.

"Aku mau kamu ketemu sama Bunda," bisik Aarav.

Shelva mendorong tubuh Aarav ke samping sehingga pria itu kini berbaring di sebelahnya. Giliran Shelva yang kini menghimpit dada Aarav dengan kepalanya.

"Aku belum siap."

Selalu itu alasan Shelva. Aarav tidak tahu kapan wanita itu akan siap. Aarav hanya ingin Shelva bertemu dengan ibunya dan mengakrabkan diri.

"Besok Raras minta ke rumah. Dia mau belajar masak ke Bunda."

Jantung Shelva mendadak bergetar. Apa ibu Aarav akan menyukai Raras. Meskipun belum pernah bertemu dengan wanita yang melahirkan Aarav atau melihat fotonya, tapi Shelva sangat yakin kalau wanita itu sangat baik.

Nasib ibunya dan ibu Aarav hampir sama. Sama-sama dikhianati oleh suami mereka. Bedanya, ibu Shelva memilih menyerah pada hidupnya. Sedangkan ibu Aarav malah bangkit dan menjadi wanita kuat sehingga bisa mendidik Aarav menjadi pria sukses seperti ini.

"Hm," Shelva tidak tahu harus mengucapkan apa untuk berita yang Aarav sampaikan.

"Aku berharapnya kamu yang datang ke rumah dan ketemu Bunda."

"Tapi calon istri kamu Raras bukan aku."

Aarav yang semula mengusap lengan Shelva seketika menjauhkan tangannya. Ada rasa kecewa yang tidak bisa Aarav sampaikan. Apa perjuangannya selama ini masih saja kurang di mata Shelva?

"Pernikahan aku sama Raras tinggal hitungan hari. Setelah nikah, aku-"

"Kita bisa mengakhirinya malam ini. Tapi aku gak bakal berhenti gitu aja buat bikin keluarga calon istrimu menderita."

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang