Shelva's Revenge (4)

36.5K 3.6K 159
                                    

Shelva terbangun dengan keadaan kacau. Wanita itu menatap tempat kosong di sebelahnya. Masih hangat. Artinya Aarav baru saja pergi.

Menguap sambil beranjak duduk, Shelva menatap kertas kecil yang Aarav tempelkan di cermin meja riasnya. Kakinya terulur ke lantai dan mulai meninggalkan kasur.

Mata Shelva mengeja setiap kata yang Aarav tulis. Senyum gelinya terukir begitu saja. Sial. Shelva tidak tahu kalau Aarav akan memanfaatkan situasi tak terduga kemarin sore untuk menjebaknya.

"Aku waras, kan?" Shelva menyentuh keningnya. Tidak panas.

Menggeleng pelan, Shelva berlalu memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri dari sisa-sisa percintaan panas mereka tadi malam.

Usai kedatangan tamu yang menjadi korban tabrakan tak sengaja dirinya, Shelva mendadak pusing. Ia meyakini kalau tekanan darahnya naik drastis karena ucapan ibu-ibu tua itu.

Lalu, Aarav menelpon dokter pribadinya untuk memeriksa keadaan Shelva. Pria itu jelas tidak mau kalau tindakan ibunya yang jail malah membuat Shelva jatuh sakit.

"Ya ampun, itu bibirnya kenapa bisa aktif banget, sih? Bekas sebelumnya aja gak ilang-ilang. Ini malah ditimpa bekas baru lagi," decak Shelva saat menatap pantulan dirinya di kaca wastafel kamar mandi.

(Bagian eue nya di skip, bonus PDF ntar🤤) #plak!

Ya, Aarav selalu agresif dalam mencumbu tubuhnya. Shelva akui hal itu. Tapi, ini pertama kalinya Shelva dibuat tak habis pikir. Jika biasanya memang selalu meninggalkan bekas di dada dan lehernya, kali ini hampir semua kulit putih Shelva berubah warna.

"Ini bekas cipok apa alergi, sih?" Shelva sampai mendekatkan tubuhnya agar dapat melihat dengan jelas di pantulan cermin.

"Awas aja dia," lanjutnya dengan cebikan bibir kesal.

Shelva menyelesaikan urusannya di dalam kamar mandi dengan cepat. Dia harus bekerja. Ditambah lagi nanti siang ia akan melanjutkan rencananya.

Mendatangi rumah orangtua Raras.

***

"Mbak, ada klien yang mau fitting baju. Harusnya dua Minggu lagi, tapi dia bilang pernikahannya dipercepat jadi hari ini harus ditentukan juga pilihannya."

Shelva yang sedang menatap beberapa gaun pengantin yang selesai dirancang oleh desainer kebanggaannya menoleh.

"Saya serahin ke kamu." Shelva melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Saya pergi dulu. Makan siang kalian sudah saya pesan. Nanti kalau ada yang cari saya bilang saya lagi sibuk hari ini gak bisa diganggu."

Karyawan Shelva mengangguk paham.

"Oh, iya, jam berapa klien kita mau fitting?"

"Dua jam lagi, Mbak. Dia bilang selesai makan siang sama tunangannya langsung ke sini."

Shelva mengangguk dan berlalu pergi menuju ruang kerjanya. Senyum Shelva terukir sinis saat tahu siapa yang akan datang berkunjung untuk fitting baju pengantin.

"Welcome to this revenge game, Raras."

Shelva mengambil paperbag yang tadi ia bawa dari rumah. Ia akan mengganti pakaiannya sebelum menjalankan misi berikutnya.

Jika pakaian yang sekarang Shelva kenakan sedikit tertutup, maka sebagai pakaian pengganti berbanding terbalik.

Selesai berganti pakaian, Shelva juga meraih blazer miliknya. Ia kenakan hingga tiba di dalam mobil.

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang