The Concubine

48.3K 3K 93
                                    

Spoiler doloh!
Mana tau lgsg order + tf🌚

Btw, batas promo 270k untuk full PDF SS 2017-2021 vol.1,2,3 sampai nnti sore pukul 18.18 WIB yes❤

Lewat sedetik, harga normal🤤

PDF dikirim mulai besok 19 Juni dan 20 Juni. Jadi tolong bersabar! Jangan nyinyir dengan ngechat berulang kali. Karena itu akan mempengaruhi posisi chat dan PDF kalian bakal dikirim belakangan.

***

Nesya melangkah menuju lift yang akan membawanya ke lantai 5 di mana kamar pribadinya di rumah ini berada.

Menurut sejarah keluarga suaminya, semakin tinggi keberadaan sebuah kamar tidur, maka yang menempati adalah orang spesial yang sangat dicintai.

Nesya merasakan itu. Dia begitu dicintai oleh suaminya. Tentunya Nesya juga melakukan hal yang sama.

Belum lagi di lantai 6, lantai tertinggi, ada kamar ibu mertuanya. Nesya cukup bangga karena wanita tua tersebut menjadi nyonya utama di rumah ini dari 5 istri ayah mertuanya.

Lalu Nesya sebagai istri ke 2 dari suaminya harus merasa bangga juga karena ia berada di kasta tertinggi versi nyonya muda di rumah ini.

Hanya saja, ada satu hal yang sejak dulu tidak bisa terelakkan. Jika para istri ayah mertuanya bisa akur layaknya para sahabat, maka Nesya dan istri pertama suaminya bertolak belakang.

Nesya sangat dimusuhi. Apalagi saudara tiri suaminya juga tidak menyukai Nesya. Hanya ada ibu dan ayah mertua yang menerimanya dengan tangan terbuka.

"Kalian bisa pergi," Nesya berujar sambil menutup pintu kamar.

Nesya akan bersiap. Nesya harus menyambut kedatangan suaminya dengan menawan dan pelayanan yang super spesial.

"Kamu kuat, Nes," gumam Nesya sambil menyentuh perutnya.

Hampir setahun menjadi seorang istri, Nesya cukup was-was dengan perasaannya kali ini. Apalagi sekarang tubuhnya mudah lelah karena kehamilannya.

Ya, Nesya tengah berbadan dua. Acara yang diadakan malam ini adalah acara khusus untuk Nesya oleh ibu mertuanya. Tapi karena sang suami sedang dalam perjalanan bisnis ke benua yang berbeda, jadi Nesya harus bersabar menghadapi segala cibiran dari ipar tirinya seorang diri.

Ketukan di pintu kamar Nesya membuatnya mengernyit. Siapa yang berani mengetuk pintu kamarnya di jam malam seperti ini?

Nesya yang hampir membuka gaun malamnya terpaksa mengenakan kembali kain tersebut. Dengan perasaan dongkol Nesya mendekati pintu dan membukanya.

"Ada apa?"

"Gimana? Masih kuat? Kurasa sebentar lagi anak yang ada di perutmu akan bernasib sama dengan mendiang anak-anakku. Hanya menjadi titipan sebentar, lalu diambil lagi."

Nesya mengepalkan kedua tangannya mendengar kata-kata buruk dari madunya.

"Kalau gak penting, mending kamu jangan menginjakkan kaki di lantai lima ini. Kamu lupa tempatmu?" Nesya balik menyerang dengan kata-katanya.

Wanita di depannya yang mudah terpancing emosi seketika melayangkan telapak tangannya ke pipi mulus Nesya hingga bunyi keras terdengar.

Nesya memejamkan mata menahan air yang menggenang di pelupuk mata. Sial. Ini tamparan ke dua hari ini yang Nesya dapatkan dari orang yang sama.

"Jaga mulut lancangmu! Kamu lupa statusmu apa?!" teriak istri pertama Juna.

"Aku istri sah di sini!" Nesya menekan setiap kata-katanya.

"Istri sah? Kamu hanya perusak di rumah tanggaku! Wanita jalang yang menggoda suamiku! Lalu sekarang kamu bangga dengan kehamilanmu? Cuih, aku gak akan tinggal diam dan membiarkan kamu tenang selama di sini," ancam wanita tersebut.

***

"Aahh..." Nesya bergerak maju-mundur di atas pangkuan Juna menggoda milik suaminya.

"Masukin, Sayang," bisik Juna.

Nesya mengangkat sedikit tubuhnya sehingga lumatan Juna pada payudaranya terlepas. Nesya terkekeh geli karena ekspresi menggemaskan di wajah Juna.

"Aahh..." Nesya kembali merasa penuh. Sedangkan Juna kembali menghisap rakus payudara Nesya bergantian.

Keduanya berpacu dalam saling memuaskan. Selalu seperti ini. Tidak pernah kehilangan cara untuk mencoba sensasi baru.

Entah berapa lama posisi mereka seperti ini hingga Juna merasa ingin segera meledakkan cairannya ke dalam tubuh Nesya.

***

Nesya menatap bingung pada kedua mertuanya dan juga Annet. Lalu kini pandangannya jatuh pada seorang pria yang berbaring di sebelahnya.

"H-Heru..."

Pria yang Nesya panggil Heru tersebut membuka mata dan mengernyit bingung.

"Kenapa kamu kaget, Nes?" tanyanya pada Nesya, kakak ipar tirinya.

"A-aku..." Nesya menatap kedua mertuanya dan menggeleng pelan. Matanya kini berkaca-kaca. Pasti ada yang menjebaknya.

"Mami, Papi, ini gak kayak yang kalian lihat. A-aku..."

"Udahlah, Nesya! Kamu jangan mengelak lagi! Buktinya udah di depan mata! Kamu sengaja gak langsung pulang dari rumah sakit karena udah janjian sama Heru!"

Nesya semakin menggeleng kuat mendengar ucapan Annet. Ini salah. Nesya tidak pernah bertemu Heru diam-diam di belakang Juna. Nesya tahu Juna tidak menyukai hal tersebut.

"Juna harus tahu!" Annet bersiap untuk menghubungi Juna melalui ponsel di tangannya. Tapi rencananya dihentikan oleh ibu Juna.

"Tunggu dulu. Kita gak bisa ambil langkah gegabah. Cek kamera pengawasnya dulu, hanya itu yang bisa dijadikan bukti."

***

"Aku balik, ya," Juna menepuk gemas bokong Nesya saat berhasil membalikkan posisi.

Kini Nesya menungging di depannya. Juna menunduk untuk mengecup bergantian bongkahan bokong Nesya sebelum kembali memasuki liang istrinya.

"Aahh..."

Nesya suka posisi begini. Apalagi Juna selalu bilang kalau ia begitu menyukai punggungnya.

"Aku suka punggungmu, cantik dan seksi."

Nah, kan, Nesya bilang juga apa.

"Lebih dalam, Mashh... Aaahh..."

"Begini?" Juna mendorong lebih kuat dan dalam sehingga Nesya membelalak dan mendesah semakin kuat.

"Yaahh... Aahh..."

Juna berpacu untuk bisa segera mencapai pelepasannya. Ini adalah ronde kedua mereka bercinta hari ini.

Juna butuh tenaga ekstra sebelum nanti malam harus mengikuti sidang eksekusi untuk menyingkirkan pengkhianat yang sesungguhnya di keluarga mereka.

***




Hmmm🌚

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang