Chapter 50; KTP

2.3K 327 72
                                    

!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Senyum dulu, selamat pagi. 🤪🤪🤪🍳🍳🍳

Plis baca sampe bawah, soalnya mau vote jadi ganti cover wattpad apa kaga gais. Selamat membaca. Jangan lupa spam komen.

***

"Sialnya, dia punya Gama." Orang spesial yang banyak nyawa terselamatkan karenanya. Banyak orang mau mati demi Gama.

Nestie tersenyum, meski mustahil mendapatkan Jales, Nestie tahu dirinya tidak pernah kalah, karena dia orang yang mau mengorbankan segalanya demi Gama. Bukan hanya Nestie, begitupun persaudaraan gerombolan lainnya.

***

"Jangan meremehkan hal kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan meremehkan hal kecil."

__My Favorite Gama__

***

Dunia itu sederhana. Selalu ada karma, intinya begitu. Ada sengsara yang harus dibayar oleh tawa, atau malah sebaliknya.

Dalam kasus kali ini, terlalu bahagia juga tidak baik. Apalagi saat datang bertubi-tubi, kalau tidak dapat musibah setelahnya maka kalian beruntung.

Tenang, mulanya semua lengang, kebahagiaan hari ini terlalu lengkap sampai Jales pikir dapat mukjizat.

Kenyataannya?

"Pengintai!!!" Abdi berteriak. Wajahnya panik ke arah Jales.

Mulanya Gama dan Jales berkendara paling belakang karena tidak mau jadi tontonan romansa anggota gerombolan. Malah sekarang semua memperlambat laju untuk berada di belakang Gama.

"Kepangnya dilepas, sembunyiin wajah lo di punggung gue." Gama memutar pedal gasnya, sementara delapan motor pengintai itu sudah dihambat anggotanya.

Abdi dan Abu yang satu motor memberanikan diri menyerempet motor para pengintai, sementara Fahri dan Farhat sengaja menendang yang lain.

Alex, Ganang, Kaisan, dan Rico melakukan tidak jauh berbeda, yang penting jangan sampai menyusul Gama.

Jales menurut, menyembunyikan wajah di punggung Gama, masker bahkan kaca helmnya tertutup rapat.

"Apa pun yang terjadi, jangan noleh," ujar Gama dingin.

Membuat Jales panik seketika, apa Gama marah? Harusnya Gama tidak kesusahan menghadapi orang-orang itu, Jales tahu bagaimana Gama dengan segala kekuatan dan egonya. Bahkan kalau hari ini tidak terjadi, Jales tidak akan percaya Gama bisa kabur seperti sekarang. Cowok itu selalu memilih menghadapi lawannya, karena Gama tahu dirinya hebat.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang