Chapter 57; Want To Go

2K 345 431
                                    

!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Ngaret gais, emang suka lupa diri kalo pulkam, maap ya kawan-kawan. 301 komen for next? Kalo ini beneran next, soalnya draftnya dah ada, tinggal publish, paling telat berapa jam, soalnya gue mau tidur gengs.

🤪🤪🤪

***

"Gama...." Jales terbelalak.

Bingung, harus memikirkan yang mana dahulu. Intan yang sedang terancam di dalam rumah, Prana yang mungkin akan kehilangan nyawa kalau saja setiap pukulan yang dia dapatkan tidak segera dihentikan, atau Gama yang mungkin hatinya hancur karena kepergian Kehlan Bhayangkara.

Padahal... saat ini orang yang posisinya paling berbahaya adalah dirinya sendiri, yang mungkin ditunjuk sebagai tersangka dari setiap pesakitan orang di sekitarnya.

***

"Janji itu ada untuk ditepati atau diingkari?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Janji itu ada untuk ditepati atau diingkari?"

__My Favorite Gama__

***

Bahkan sampai saat ini, Jales masih berharap bahwa semua hanya mimpi. Namun, sama sekali tidak. Karena meski benar-benar belum bisa dipercaya, sakitnya terlalu nyata untuk dianggap bunga tidur semata.

Jales bingung, setiap air matanya yang keluar ini untuk siapa. Melihat darah yang begitu dia takuti berlumuran di wajah Prana, atau malah melihat raut marah Gama yang sudah pasti Jales akan kena imbasnya.

Air mata dan jeritan Jales yang meminta Gama berhenti malah tidak ditanggapi. Hingga suara Jales nyaris sirna dan tenggorokannya sakit pun, Gama tidak terlihat akan menyudahi aksinya.

Sampai suara Farhat yang mengatakan, "Bos, Intan!" Baru Gama mau berpaling dari Prana.

Cowok itu tanpa menoleh kepada Jales masuk ke rumah, sementara Jales mengikuti setelah melihat anak pesantren yang tadi membuntuti Gama membawa Prana pergi dari sana.

Di dalam ternyata Intan sudah dipindahkan ke sofa ruang tamu, dia tidur berbantalkan paha Kaisan.

"Gama...." Intan merintih dan dari sana Jales rasanya tahu apa kelanjutannya. "Dia mau bunuh anak kita." Air mata jatuh membasahi wajah pucat wanita itu.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang