Chapter 43 : Romance is Not The End

3.1K 352 35
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Mohon, ini part ada sedikit guncangan, jadi pegangan ya.

***

Melihat itu Intan tersenyum manis, ia melambaikan tangan dan menyapa Jales.

Hingga senyum gadis itu luntur seketika, tatapannya tak lepas dari Intan ketika melewatinya untuk duduk di gazebo lain.

"Kamu tau kan, aku mulai tinggal di sini." Wajahnya yang bahagia, suaranya yang ceria, entah kenapa Jales kesal sendiri.

***

"It's okay, I know eight letters is too much for you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"It's okay, I know eight letters is too much for you."

__My Favorite Gama__

***

Sementara Abu, Abdi, dan Imam panas dingin takut perdamaian mulai hilang. Gama malah menyudahi permainan, cowok itu menghampiri Jales, bahkan saat Intan ikut bangkit menghadangnya.

"Buat lap keringetnya."

Jales jadi merasa kurang sigap karena Intan bahkan sudah membawa handuk kecil.

Saat Jales menatap Gama tajam, memberi sinyal untuk menolak, cowok itu malah menerimanya dengan senyum kecut.

Jales mendelik, meskipun kecut itu tetap senyum lho.

Dengan santai Gama duduk di samping Jales saat kawan-kawannya malah tertawa melihat wajah gadis polos saat cemburu, tidak ditutup-tutupi, terlihat menggemaskan, sangat lucu.

Jales pasti kesal, ia menghentakkan kaki, sudah akan beranjak kembali ke kamar kalau saja Gama tidak bertingkah.

Cowok itu meraih pinggang Jales untuk duduk di pangkuannya. Ia berkata, "Lap keringet gue."

Membuat Jales merasa di atas awan, hingga tidak sengaja menjulurkan lidah kepada lawan.

"Kalau bulan bisa ngomong, dia jujur tak akan bohong ..." Lirikk-lirik yang Abu lantunkan bersama Abdi untuk mencairkan suasana.

Imam dan Rico beberapa kali bersiul karena lirik-lirik nakal dengan nada jenaka yang Abdi keluarkan untuk menggoda Jales di pangkuan Gama.

Sementara Alex sudah menghilang masuk ke rumah, mungkin beristirahat di sofa supaya tidak terlalau silau dengan matahari yang terik.

"Intan kenapa masih di situ?" Jales kembali cemberut melihat Intan malah mengambil duduk di samping Gama.

"Itu bekas yang aku buat, ya? Belum hilang juga—"

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang