Chapter 05 : Valuable Lessons

4.4K 531 73
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Terima kasih untuk antusiasnya kalian yang komen, vote, dan membagikan cerita ini. Maaf banget nggak bisa nemenin kalian komen di part sebelumnya, gue ada sharing kemaren malem. Jadi, tetep ya, jangan sungkan untuk komen. Untuk yang udah menandai typo, makasih banyak, dari komen kalian gue tau yang harus diperbaiki dan pndapat kalian tentang cerita ini, makasih.  Seperti biasanya, dedikasi gantian, ya.

***

Orang-orang semakin gila saja dengan persepsinya. Gama saja di depan publik bisa seintim ini, kalau berduaan saja bagaimana? Ini di umum lho, bisa buka-bukaan baju gini sampai meninggalkan singlet saja hanya untuk Jalesveva.

"Gama nggak dingin?"

"Kalo lo menjauh baru gue kedinginan. Jangan pindah, kalo lo pindah entar badan gue keliatan."

***

"Ternyata, nyakitin lo berat juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata, nyakitin lo berat juga."

__My Favorite Gama__

***

Jalesveva bukan orang yang menahan rasa. Mudah tertawa atau menangis sia-sia.

Karena itu, saat beberapa orang datang dan tiba-tiba mencolek dagunya yang masih duduk di antara kaki Gama, Jales merinding.

Gadis itu bahkan menyandarkan tubuh lebih lagi kepada pacarnya.

Beberapa saat lalu, ada yang berkata, "Cewek lo boleh juga." Tatapannya, Jales sungguh tidak suka, seperti merendahkan dan penuh gelora.

Cowok itu, yang bajunya berwarna kuning menyala, tersenyum sinis sambil menatap penampilan Jales dan bagaimana gaya Gama memeluknya.

"Ini kan, barangnya?"

Berbeda dengan Gama, yang kalau ia tidak berkata, siapa yang bisa menebak pikirannya? Suka bergerak tiba-tiba dan berjalan ke arah yang berbeda dari orang biasa. Artinya, Gama adalah pikiran yang tidak nyata.

Jales segera saja menoleh. Apa tujuan Gama membawanya karena ini? Kalau benar, maka Jales tidak salah bukan, kalau sakit hati?

Jales memekik saat tangannya ditarik. "Gama," gumamnya ketakutan, berusaha meraih Gama lagi, tetapi tangannya ditahan orang tak dikenal.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang