Chapter 15: Gama Time

3.6K 442 13
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Terima kasih untuk antusiasnya kalian yang komen, vote, dan membagikan cerita ini. Nggak mau maksa kalian komen lagi, gue sadar diri belom bisa sempet balesin komen kalian satu-satu. Tapi, makasih tetep membaca chapter ini. Double up saudara-saudara, maaf karena kemarin nggak update, haha.

***

Perlahan tangan cowok itu mengusap, memutar hingga berada di punggung Jales.

"Mungkin beberapa hari ke depan gue nggak pulang."

"Gama, kenapa Gama nggak bilang sama temen-temen Gama kalo Jales pacar Gama?"

***

"Kadang, kesalahpahaman menyelamatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kadang, kesalahpahaman menyelamatkan."

__My Favorite Gama__

***

Ini adalah waktunya Gama, saat pagi-pagi bangun, sudah rapi dengan jeans, kaus putih, dan jaket bomber hitam, jangan lupakan topi dan jam tangan.

Sekali lagi mencuri pandang kepada Jales untuk memastikan gadis itu masih lelap. Meninggalkan kunci kamar gadis itu bersama kunci kamarnya yang menjadi satu di nakas.

Dari kalian yang meraba-raba siapa Gama, maka kali ini Gama katakan dengan tegas, bahwa ia hanya orang biasa.

Orang biasa yang bedanya jarang sial. Bukan, menurut Gama bukan karena Gama terlahir sempurna. Si keturunan Bhayangkara tidak pernah sial karena stok sialnya mungkin sudah menipis setelah digunakan saat ia masih belia dulu.

Seperti yang diketahui, Gama benci keluarganya, ia yang yatim piatu, tidak mungkin juga dapat uang dari kakeknya.

Lalu, Gama kaya dari mana? Atau mungkin ... Gama pembunuh bayaran? Kalau memang iya, maka tidak heran kalau disangkutpautkan dengan musuh seperti yang disebutkan Alex sebelumnya.

"Bang." Satpam apartemen yang usianya lebih dari Gama, tetapi ia hormat kepada cowok itu. Kenapa bisa?

"Kayak biasa." Tugas utama pekerja di apartemen ini sejak satu tahun lalu adalah mengawasi Jalesveva Alfa.

Satpam itu mengangguk. Kemudian Gama mengendarai motornya membelah jalan raya yang tidak begitu ramai karena masih dini hari.

Langsung saja, tidak perlu membicarakan hawa Jakarta yang biasa saja meski masih pagi buta, yang terpenting adalah Gama sudah sampai dengan selamat meski gaya berkendaranya membahayakan.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang