Chapter 20 :One Purpose

3.4K 455 78
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 18+ Gaes, warning nih! Jan baca yang di bawah umur. Kaga ada apa-apanya sih, cuma sedikit bersenang-senang aja. Haha.

***

Terima kasih untuk antusiasnya kalian yang komen, vote, dan membagikan cerita ini. Mulai dari sini, mungkin pergaulan akan sedikit bebas. Haha.

***

"Udah tugas lo nyuapin gue."

"Ganti lagu, Bu!!!" Abdi menoleh kepada Abu yang memainkan gitar dengan genre musik pop. "Hareudang, hareudang, hareudang, fanas, fanas, fanas!"

Jales yang kembali pada pangkuan Gama tertawa melihat Abdi semangat menyanyikan lagu random.

***

"Kamu terlalu tinggi yang aku tidak bisa menyerah begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu terlalu tinggi yang aku tidak bisa menyerah begitu saja."

__My Favorite Gama__

***

Random, yang mulanya nyanyi lagu kepanasan, Abdi menuntun Abu meladeninya dengan lirik, "Tut wuri handayani, berjalan-jalan ke Taman Sari, buah apa yang kau sukai?" Abdi menunjuk Ganang di seberangnya.

"Semongko!" Ganang semangat, jadi ingat yang sempat trending di Youtube.

"Kenapa semongko?" Jelas Abdi nyambung, karena ia yang menemani Ganang menonton video.

"Karena semongko itu udah seger, manis kayak kamu!"

Jales terbahak, meski tidak tahu apa yang mereka bahas, tetapi tawa teman-teman Gama menular padanya.

"Seneng lo?"

Jales sontak mengangguk, meraih tangan Gama untuk memeluknya, karena suhu semakin rendah dan Jales makin menggigil.

Namun, saat ia merasa reaksi tubuh Gama mulai berlebihan. Jales berubah pikiran. Mungkin menghangatkan diri di kamar lebih baik.

"Abdi, Jales mau masuk aja. Dingin, entar Jales dimarahin Gama kalo sakit." Gadis itu segera meraih bukunya, berlari kecil memasuki rumah.

Segera ke kamar Gama, kemudian masuk ke selimutnya. Bukan main, angin berembus kencang dengan suara pohon berderit.

"Eh, jangan tidur. Katanya mau liat tato." Gama menarik selimut yang menutupi Jales. Kemudian menindihnya dengan mata tak lepas dari wajah gadis itu yang memerah.

Jales menggoyang-goyangkan kaki yang kedinginan. Seperti biasa, Gama sudah telanjang dada.

"Jales hampir lupa. Lihat dong, Gama."

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang