Chapter 29 : Bacot is Delicious

3K 414 14
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Gue masih di gunung-gunungan ya Gaes. Maaf banget kalo kesannya maksa banget ceritanya wkwk. Lanjutkan dulu bacanya, soon gue benerin kalo emang nggak sesuai rencana. Makasih dah ditungguin, dan maaf karena membuat kalian menunggu. Tandain typo gaes!!!

***

Tangannya terjulur akan mengusap kepala Abu.

"Mau ngapain lo?" Gama Bhayankara yang hilang semalam kembali, menarik kerah baju koko Abu untuk menjauh dari pacarnya.

"Gama, katanya Abu, Gama nggak boleh lho, marah sama Jales."

***

"Bacot emang nikmat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bacot emang nikmat."

__My Favorite Gama__

***

Celaka, yang mulanya Jales bercanda, bahkan mengutarakan secercah tawa karena terhibur dengan informasi Abu. Malah Gama marah besar, sampai memukul Abu beberapa kali, membuat Jales membulatkan mata, menutup mulut karena terkejut.

Anehnya, apa Abu marah, melawan, atau setidaknya menghindar? Tidak, cowok itu malah menerima suka rela dengan senyum tiga jari di mulutnya yang sudah mengeluarkan darah.

Jales panik, pasti. Bahkan gadis itu ketakutan melihat, sekitarnya yang ramai karena ternyata Gama pulang membawa serta anggotanya yang lain, tetapi mereka yang notabenya laki-laki tidak ada yang maju atau sedikit pun terlihat mau melerai.

Malah berhambur ke dalam rumah, tidur-tiduran di gazebo, sebagian ke garasi untuk langsung mengotak-atik motor.

"Gama, udah dong." Bukan yang pertama, tetapi kesekian kalinya Jales berkata, bahkan sampai pekik tangisnya tak terbendung.

"Lo diem." Gama menunjuk wajah Jales yang malah berjengkit karena semakin takut.

Jales berjongkok, menunduk, namanya gadis cengeng dan penakut. Sudah pasti Jales menangis, bahkan gadis itu menutup telinga dan terpejam erat-erat karena tidak berdaya, juga tidak mampu membantu Abu.

"Sini lo." Suaranya yang dingin, kontras seratus persen dengan kulit Gama yang terasa hangat saat menyentak Jales untuk berdiri.

Abdi yang di depan gazebo segera berdiri, ia berucap, "Bos." Maksudnya mengingatkan, kalau gadis yang baru saja tangannya dicekal itu adalah ratunya gerombolan, orang yang Gama anggap jodoh.

Namun, melihat tatapan tajam Gama yang menguarkan kerawanan, maka Abdi malah dibuat meneguk ludah sendiri,

"Lo harus belajar artinya milik Bos, Bu."

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang