Chapter 44 : "Bos! Jales!!!"

3.2K 379 16
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Nungguin, yak? Maap-maap, gue masih dalam perjuangan nih, perjuangan apa? Baca dulu chapternya sampe abis, nanti juga tau di belakang.

***

"Don't be noisy, let me keep it to myself."

Apa berakhir bahagia sampai di sini? Setelah Jales berbisik tentang delapan huruf yang ia mengerti.

"Bos, kata anak pesantren, Prana ada di pager depan. Dia titip pesan lo harus jenguk kakek lo, dia sekarat."

***

"Gue pasti udah gila saat nggak bisa maafin dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue pasti udah gila saat nggak bisa maafin dia."

__My Favorite Gama__

***

Lama tak berjumpa Gama jadi sedikit lupa. Rencana mana dulu yang harus terlaksana. Antara membuat Jalesveva Alva menjadi Nyonya Muda Bhayangkara atau mengajarkan gadis itu segalanya untuk mula-mula.

Jales lebih nikmat saat diikat atau dimiliki? Gama akan membuat keduanya nyata, tetapi tahap mana dulu yang lebih bagus untuk dilakukan, ya?

Tidak, pemuda Bhayangkara ini tidak sedang dirundung gelisah, galau, merana. Jales jelas ada di depannya, dalam pelukan erat bahkan.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat Gama resah? Padahal orang yang beberapa hari membuatnya kalang kabut sudah dalam genggaman.

"Aaa!!! Hu hu hu." Demikian suara yang membuat Gama meloncat duduk saat bersandar nyaman di kursi panjang dengan Jales di pangkuan.

"Kenapa? Kenapa?" Gama yang mula berselancar dengan pikiran malah fokus kepada Jales yang bahunya merosot lemas di hadapan Gama. "Gue salah pegang?"

Sesungguhnya tangan Gama memang tidak tinggal diam sedari tadi. Suasana rumah yang dingin karena hari semakin petang membuat tubuh Gama yang menguasai Jales sedikit belingsatan. Sebut saja bibirnya yang mengambil beberapa kesempatan saat Jales sibuk dengan ponselnya.

"Jales bunuh orang, Gama." Lengkungan bibirnya yang ke bawah, dengan mata berkaca-kaca, Gama masih tidak habis pikir dengan bagaimana wajah itu malah terlihat lucu daripada menyedihkan.

Cowok itu terbukti tahan dingin dengan berbalut kemeja tipis kancing terurai tiga dari atas hingga celana pendek bahkan saat Jales berpakaian hangat untuk menjaga tubuhnya tidak kedinginan.

Gama lirik ponselnya di tangan Jales, ingin kesal tidak bisa, jadi Gama malah terkekeh kecil. "Namanya juga game. Kalo lo mati, ya lo yang kalah."

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang