Chapter 45 : Not Funny

2.8K 393 23
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Ngakak baca komen kalian tentang gunung-gunungan. Spam komen coba?

***

"Lo emang selalu gitu, kan? Nggak pernah percaya omongan gue." Bahkan dahulu, saat Gama membela dir. Bertahan di sisi pembunuh orang tuanya saja sudah susah, ditambah Kehlan mengusirnya di satu hari tentang sesuatu yang bahkan Gama tidak tahu.

Gama selesai dengan Kehlan, ia segera meraih ponsel di kantong celananya.

Sudah akan memaki saat segera Abdi berkata, "Bos! Jales!!!"

***

"Jangan nguji gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan nguji gue. Bukan nggak mau, liat sendiri gue nggak mampu."

__My Favorite Gama__

***

Satu-satunya yang bisa membuat Gama kalang kabut hanya persoalan Jales. Jadi, saat di telepon Abdi menyerukan nama gadis itu bagaikan dunia sudah pada ujungnya, Gama garis keras hilang kendali.

Setelah berlari seakan dikejar kematian, Gama masih mengendarai motor serasa nyawa bukan hal berharga. Cowok itu hanya punya satu tujuan.

Jadi, saat Gama sampai ia langsung layangkan pukulan kepada wajah omnya itu setelah mendobrak masuk ke kamarnya di rumah Bhayangkara.

Ia lontarkan beberapa pertanyaan menyangkut keberadaan Jales dan apa yang Prana lakukan kepada gadis itu.

"Aku nggak tau apa-apa." Berulang kali, sampai bosan Gama dengar, tetapi ia tidak percaya.

"Di mana, Jales!" Satu tendangan lagi di perut Prana, cowok itu sudah berhenti memberi perlawanan karena memang tenaganya kandas di tengah jalannya pertarungan.

Sedangkan Gama, pelipisnya terluka setelah menghadapi beberapa pria kekar yang menyambutnya di depan gerbang.

Sementara orang lain yang berlalu lalang atau berjudi di rumah itu hanya menatapnya sambil terdiam, eksistensi Gama memang menggema ke mana-mana, jadi mungkin mereka mencari aman daripada pulang dengan banyak lebam, toh tujuan mereka hanya untuk menggandakan uang. Cowok itu berhasil masuk sampai ruang tamu saja sudah menunjukkan kehebatan, karena artinya berhasil melewati penjaga yang notaben tubuhnya lebih besar dari cowok itu.

"Lo emang mau mampus, kan?" Ada kesungguhan yang tidak dapat dielak dari nada bicara Gama.

Maka Prana adalah orang yang kemudian berpikir ajalnya di depan mata. "Aku nggak tau apa-apa, sumpah."

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang