Chapter 23 : Not Self-Sensitive

3.6K 403 20
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Kawan-kawan yang budiman, untuk 21+ nya pending dulu ya, gue belom cukup umur bikin cerita begituan. Takut disleding mak gue. Mak gue tukang rukiah, koleksinya pohon bidara arab. Semalem aja gue udah menyiksa diri itu. Jadi, mohon maaf. Di sini cuma ada adegan young adult doang. Yang 20-. Sip, mantab-mantab.

***

Kembali lagi ke masalah itu. Jales yang takut ditinggal setelah Gama dapatkan ia utuh-utuh.

Namun, beginilah cara baru Gama menenangkannya.

Dengan mengusap rambutnya, kemudian mengecup keningnya, Gama berkata, "Shh ... shh ... tidur ya, Sayang. Gue nggak ke mana-mana." Manis yang ia maksudkan adalah demikian.

***

"Terlalu sayang, untuk dilewati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terlalu sayang, untuk dilewati."

__My Favorite Gama__

***

"Jales mana, Bos?" Ganang bertanya, ia dan Rico baru datang setelah membawa beberapa buku Jales yang lainnya.

"Lagi Zoom dia." Gama akhirnya memilih membantu Fahri dengan sepeda motornya. "Kenapa lagi motor lo?"

"Kurang berisik, mau gue ganti knalpotnya." Fahri baru saja berhasil melepas footstep, kemudian memilah kunci yang tepat untuk mengendurkan mur pemegang leher.

"Awas dikeroyok anak pesantren lo. Lo tau kan, tukang rukiahnya mantan preman bruh." Gama terkekeh menanggapi kalimat Rico.

Rumah memang sedang sepi. Anggota gerombolan berkunjung biasanya untuk menyetorkan uang, memberi informasi lahan dan keadaan sekitar, bisa juga untuk meminjam peralatan di rumah Gama yang cukup lengkap, yang sekadar menghibur diri dan numpang makan juga ada.

"Bos, ayo ngomong." Abdi datang, cowok yang lima tahun di bawah Gama itu terdengar cukup serius.

Hingga Gama akhirnya melipir ke gazebo hanya bersama Abdi. Sementara yang lain berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan penasarannya, menutup telinga dan mata, karena Gama pernah berkata, "Rahasia adalah segalanya." Artinya, cowok itu akan menghukum yang mencari tahu yang bukan wewenangnya.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang