Chapter 02 : Undetected

5K 518 95
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

"Gue anter entar balik kelas," ucap Gama.

Membuat Jales tercengang, bukan kalimatnya. Namun, pergerakan Gama Bhayangkara yang kilat mencium kening Jales yang terasa nyeri.

Setelahnya ia berkata, "Sorry."

Gama itu ... sungguh ... sesuatu.

 sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Real guilt, when you're scared she actually accepts your apology."

__My Favorite Gama__

***

Jales tidak mau jadi beban Gama seberat ini. Gama itu tidak memiliki keluarga lagi, hidup sendirian di Jakarta. Ditambah Jales benalu dalam hidupnya.

"Gue mau keluar nanti malem, lo diem rumah, ngerti?"

Tidak ada pilihan selain mengangguk, mereka tinggal satu atap? Benar. Di sebuah apartemen yang kata Gama sederhana, tetapi ada dua lantai. Lantai atas kata Gama milik Jalesveva, sang unfortunate yang menumpang hidup padanya.

Bagaimana mereka bisa tinggal bersama? Ada masa saat cerita itu akan terungkap. Sekarang, bukan saatnya.

"Jangan turun, karena gue mungkin akan seneng-seneng di sini."

Jales tidak tahu yang seperti awalnya, sekali lagi Gama yang mengajarkannya soal arti "senang-senang" versi Gama.

Jales melahap sesendok bubur ayam terakhirnya saat Gama telah sibuk dengan pemandangan bibir maju satu senti di hadapannya.

"Gama, Jales mau pindah, Jales nemu kos murah sama kerjaan." Bukan pertama kalinya Jales membahas soal ini.

"Lo mau nyusahin gue, kan?" Jawabannya sudah pasti demikian.

Lebih cepat dari kilat Jales bangkit, meletakkan mangkuknya di wastafel.

Air matanya menggenang, Jales setengah berlari menuju kamarnya di lantai atas. Namun, tanpa diterpa badai ia tersandung saat menginjak anak tangga keempat, hingga pantatnya mencium lantai bawah lagi. Kemudian air matanya sungguh mengalir deras, tanpa suara.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang