Chapter 26 : Smells like Dragon

3.2K 423 72
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)


***

Gercep neh update. Ramaikan. Kalian yang komen nemenin gue nulis ini Chapter.


***

"Oh, dari warisan orang tuanya, kalo kaga salah dulu ada yang beli buat pabrik, jadi emang mahal, terus Bos pake beli tanah lagi. Nah, pinternya Bos itu liat peluang tanah."

Jales pura-pura membenarkan tali sepatunya saat merasa Alex dan Abdi memperhatikannya terlalu lekat. Salah tingkah istilah lainnya.

"Orang tua Gama ke mana?" Akhirnya, Jales menemukan misteri terakhir dalam kepalanya. Tentang keluarga Gama.

***

"Bagiku kamu harga mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagiku kamu harga mati."

__My Favorite Gama__

***

"Kalo itu, bukan hak kita, Jales." Mendadak Abdi bangkit, menyampaikan isyarat kepada Alex dengan mengetuk jam tangannya.

Alex ikut bangkit, menarik tangan Jales untuk ikut dengannya, yang lebih igla dari segalanya, cowok itu menepuk bagian bawah baju gadis yang ia bilang pembawa sial itu.

"Gue ada tugas lain. Lo sama Alex."

Jales terbelalak, bisa saja menahan tangan Abdi, tetapi ia lebih dahulu ditahan Alex. Sedangkan Abdi malah melenggang dengan kekehan yang membuat Jales ingin menangis.

"Jangan lari, lo itu cewek sial, entar jatoh." Ini baru permulaan, Jales mendesah lelah akhirnya.

Ya, setelah itu mereka ikut meninggalkan hutan mangrove, tetapi entah kenapa Jales merasakan langkah Alex sungguh lambat. Padahal Jales masih berharap bisa menyusul Abdi.

Singkatnya, selama perjalanan ke tempat selanjutnya yang dimaksud, Jales tidak berani bersandar kepada Alex meski pinggannya sakit. Ia segan, takut diturunkan di tengah jalan.

"Kita ke mana?" Karena Jales mulai sadar ini ke arah ribut kota lagi, setelah dua puluh menit perjalanan dari hutan tadi.

Ketika Jales berangkat untuk jalan tadi, memang sudah akan sore hari. Sedangkan saat mereka beranjak dari hutan pun nyaris magrib melanda. Namun, bukan itu alasan kenapa mereka bisa berkendara sampai satu jam begini.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang