Chapter 52; Gama Ngambek

2.3K 367 74
                                    

!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Terima kasih atas dukungannya gais, jangan lupa comment dan pencet binta di pojokan noh, kasiah dia sendirian si bintang. Udah malem, jangan dipaksain baca, masih ada besok. Baca doa dulu ya, sebelum bobok, biar mimpi kalian indah, siapa tau di mimpi kalian Gama mampir ngasih akta tanah. wkwkwk. 

🤪🤪🤪

***

"Gama." Dari belakang suara Abah terdengar tenang.

"Mana Jales?" Gama berbalik, matanya menelisik ke belakang Abah, tetap tidak ada gadisnya di sana.

"Udah pulang?"

"Mana Jales!" Gama menjerit karena hilang kontrol diri. Demi Tuhan, Gama sudah menahan diri, sekarang dia siap meledak.

***

"Kenapa banyak yang menyembunyikan sedih dengan senyuman? Setidaknya dengan begitu kalian yakinkan mereka bahwa semua akan baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa banyak yang menyembunyikan sedih dengan senyuman? Setidaknya dengan begitu kalian yakinkan mereka bahwa semua akan baik-baik saja. Jadi, tersenyumlah."

__My Favorite Gama__

***

Gama murka, membuat bulu kuduk orang yang melihat dan merasakan auranya berdiri kaku, tidak tenang, ikut tegang.

Mulanya anggota gerombolan ingin bernapas lega saat perjalanan pulang tadi, setidaknya ingin mengisi perut atau mandi, mengganti baju yang sudah koyak di beberapa bagian atau mengobati lebam dan luka di sekujur tubuh mereka. 

Gama akan bertemu Jales dan itu akan mengembalikan mood cowok itu segera. Ya, setidaknya begitulah yang sering terjadi. Meski di mulut Gama tajam kepada Jales, aslinya cowok itu luluhnya hanya kepada si unfortunate.

Sebut saja Jales ditumbalkan, tetapi kalau ada Jales cowok itu pasti akan fokus marah-marah kepada gadis itu seorang. Meski marah yang penting fokus kan.

"Jawab gue, Jales mana!" Bahkan kepada Abah, cowok itu tidak ingin memberi kelonggaran. "Lo tuh dipercaya jagain cewek gue, kenapa bisa gini?"

Dalam hati, Kaisan bertanya-tanya kenapa Abah diam saja. Bukannya menjawab supaya amarah Gama lekas surut, pria tua itu malah berjalan tenang untuk duduk di kursi kayu beranda rumahnya.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang