Chapter 06 : Keep The Crazy

4.4K 533 60
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Terima kasih untuk antusiasnya kalian yang komen, vote, dan membagikan cerita ini. Maaf, belom bisa bales komen kalian, guys. Gue lembur dari kemaren sampe hari ini. Ini juga telat updatenya. Tapi, liat kalian nge-gas. Gue demen dah. Lanjutkan sodara-sodara. Dedikasinya gantian ya.

***

"Lo udah tidur?"

"Belum, Gama." Jales bahkan mendongak, baru sadar kalau tangan Gama tidak di tempat seharusnya.

"Lo udah paham, kan? Kalo ciuman nggak bikin gue mutusin lo?" Jales mengangguk sambil mengerutkan dahi. "Kalo gitu ... boleh nggak, ciuman pertama lo buat gue malam ini?"

***

"Gimana rasanya jadi berani?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana rasanya jadi berani?"

__My Favorite Gama__

***

"Gue pasti udah gila." Ganang nyaris menjerit saat melihat Gama datang ke sekolah dengan senyum tipis di ujung bibirnya. "Ini bukan gue doang kan, yang gila?" Cowok satu itu dengan heboh menepuk-nepuk punggung Alex dan Rico di sampingnya.

"Sakit, Bego. Apaan—sihhh ... gue pasti nggak waras!" Rico melongo, mundur beberapa langkah saat Gama semakin dekat.

"Lo apain Gama?" Alex yang terakhir sadar mengerutkan kening tidak suka menatap Jalesveva.

Tiba-tiba senyum tipis Gama yang nyaris tidak terlihat tadi hilang. "Gimana? Udah dapet duitnya?" Datang-datang menagih utang, Gama manis membuat orang merasa miris.

"Belom, Gam. Nanti deh, kita bayarnya." Ganang jadi segan, cowok dengan tahi lalat di atas bibir itu menundukkan tubuh sembilan puluh derajat.

"Lagian sama temen sendiri, medit banget lo. Duit sejuta doang." Rico protes, akhirnya mengikuti gerakan Ganang saat melihat Gama meliriknya.

"Lo apain Gama?" Tidak dengan Alex yang masih fokus kepada Jales yang makin memerah pipinya.

Gama melirik Jales yang menunduk, dari sekian banyak warga sekolah, hanya kepada tiga teman pacarnya Jales nyaris enggan angkat kepala. Karena saat dirinya jadi gandengan Gama, tidak ada lagi yang berani memandang rendah dirinya.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang