Chapter 68: Farewell

4.8K 461 499
                                    

!!! Young Adult Story!!!

Warning 19+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

Gais, terima kasih sudah hadir. Dan maaf untuk segala hal yang jahatin kamu hari ini

🤪🤪🤪

***

"Waktu itu bukankah hanya perkara tepat, tidak tepat, dan keduluan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waktu itu bukankah hanya perkara tepat, tidak tepat, dan keduluan?"

__ My Favorite Gama__

***

"Halo, Kek." Gama terkekeh, mendongak melihat langit dan sama sekali tidak ada kecerahan di sana. Mendung, sama seperti pikiran dan suasana hati Gama yang buram.

"Sayang banget, Gama baru bisa nyapa Kakek baik-baik saat Kakek nggak ada gini." Cowok jangkung itu membiarkan gerimis mengguyur tubuhnya perlahan, tidak sampai basah kuyup, tetapi mampu membuat Gama mengigil. Tubuhnya merinding karena suhu udara rendah dan perasaan yang menggigit hatinya terlampau keras.

Sekuat tenaga Gama tahan air matanya. Belakangan ini Gama kembali dipukuli takdir. Keadaan Jales, kenyataan tentang kakeknya, dan ... dirinya sendiri yang tidak punya cukup waktu.

Ya, kedatangan Gama ke peristirahatan kakek, ibu, dan ayahnya untuk menyempatkan diri dengan perasaan berkabung selama masih bernapas.

Gama tatap nisan kakeknya lamat-lamat. Pria tua gagah yang mengajarkan Gama seluruh tentang keberanian, bertanggung jawab, dan menjadi sekeras baja.

Pria tua itu pernah menimang Gama saat malam terlalu menakutkan untuk dilalui sendiri bersama kenangan mengerikan dan mimpi buruk.

Kehlan adalah orang yang paling tahu Gama, dia yang menemani Gama di saat paling buruk hidupnya.

"Kakek ... Gama ... salah." Gama menghela napas berulang kali. "Gama salah, Kek. Harusnya ...." Tidak terselesaikan kalimatnya, terlalu banyak penyesalan yang Gama ingin katakan. "Walau nggak sempet bahagiain Kakek di dunia ini. Gama harap kita bisa ketemu di sana, dan Gama akan rawat Kakek di sana."

Gama jatuh terduduk, menyugar rambutnya, kemudian meremat surainya, dia terpejam. Sebelah tangan Gama menyentuh nisan di depannya. "Tunggu Gama ... sebentar lagi kita berempat akan bareng-bareng lagi."

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang