Chapter 61; Karma

2.6K 366 436
                                    

!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Kenapa gue updatenya dini hari, ya karena gue sendiri kadang ngeri kalo mau up. Takut ngecewain pembaca, makanya nunggu sepi. Eh, malah banyak yang begadang nungguin. 

310 for next? Ini 1400 gais.

Jangan lupa, berdoa sebelum membaca.

🤪🤪🤪

***

"Hmmm, tinggal tunggu dia datang sendiri. Rencana sudah pada jalan yang benar," ujar orang itu sembari menghirup udara di sekitarnya setelah membaca satu pesan masuk di ponselnya.

Tiba-tiba dia tertawa, kemudian seakan ada yang bertanya dia mengatakan, "Saya mau semua."

***

"Khawatirnya, ada orang lain yang sedang menerima karma dari perbuatanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Khawatirnya, ada orang lain yang sedang menerima karma dari perbuatanmu."

__My Favorite Gama__

***

Lelah, wajah anggota gerombolan sungguh berantakan setiap pulang. Fatimah bahkan perlu merekrut lima anggota ekstra untuk membantunya mengobati setiap orang yang pulang dengan luka.

Namun, apa Gama terlihat lelah? Sama sekali tidak, setiap setelah mengobrak-abrik satu markas geng, Gama akan pergi lagi dengan anggota gerombolan lain yang minim luka.

Gama berantakan, bahkan untuk makan dan minum saja cowok itu perlu diingatkan berulang kali, beruntungnya meski jarang Gama tetap melahap sesuatu untuk mengisi tenaganya. Itu pun setiap Abu ingatkan dengan kalimat, "Bos, makan. Kalo lo nggak punya tenaga apa bisa nyari Jales?"

Mau tahu seberapa kacaunya Gama? Dia hanya makan dengan nasi dan air putih yang diaduk, bahkan saat banyak makanan enak di hadapannya. Cowok itu pasti makan dengan melamun. Tidak jarang pula Abu mendapati Gama mengguman, "Apa Jales udah makan?"

Abu tahu, setiap Gama melamun, di otak cowok itu pasti sedang penuh dengan rencana untuk menemukan Jales. Tidak sedetik pun, di kepala Gama hilang Jales dari ingatannya.

Penyerangan yang Gama lakukan dimulai dari mendatangi rumah ayah angkatnya. Mengajak Abu, Imam, dan Kaisan.

"Saya akan bantu kalian, tapi dengan syarat," ujar Gama empat hari lalu.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang