03| Dijodohkan?

526 34 8
                                    

Jangan jauh dari jati dirimu yang sesungguhnya,
hanya karena penilaian orang lain. Tetap jadi
diri sendiri and love urself.
____

Setelah siap dengan balutan seragam sekolahnya, Reni memilih turun menemui orang tuanya yang duluan sudah berada di meja makan.

"Pagi ayah. Pagi bunda." Sapa-nya mencium pipi kedua orangtuanya.

Terkenal Introvert di sekolah dan lingkungannya, bukan berarti Reni juga introvert di rumahnya. No, you're wrong. Reni sangatlah berbeda 180° jika berada di rumahnya. Mengapa demikian? Itu karena seorang Introvert akan menjadi dirinya sendiri dan jauh dari introvert, jika mereka menemui suatu kenyamanan terhadap suatu hal. Itu bisa terhadap seseorang, suasana dan sebagainya.

So, jangan Insecure jika ada seseorang yang mengatakan kalian Introvert. Ingat kalian ISTIMEWA!!

"Pagi sayang." Ayahnya membalas kecupan di kening putrinya.

"Pagi sayang, buruan sarapan! Nanti telat," jawab bundanya yang diangguki oleh Reni.

"Eumm, ayah!" Panggil Reni, yang dibalas deheman oleh ayahnya. "Kemarin, aku liat mobil ayah di hotel tempat teman aku adain acara." Jelasnya, bukan pertanyaan yang Ia layangkan melainkan sebuah pernyataan.

"Oh, itu kemarin ayah sama bunda juga lagi ke acara teman ayah sekaligus pertemuan penting."

Reni hanya mengangguk, seraya paham dengan penjelasan ayahnya.

"Oiyya sayang, ini bunda udah buatin bekal buat kamu." Muti menyodorkan dua tempat bekal ke arah Reni.

"Kok banyak banget, bun?"

"Sengaja bunda buat banyak, biar bisa dibagi sama Nanda."

"Makasih bunda."

"Sama-sama sayang."

Sarapan kembali hening, tak adalagi percakapan sampai Ardi membuka suara.

"Sepulang sekolah langsung pulang yah!"

"Emang kenapa ayah? Reni kan biasanya gitu."

Tak menjawab, Ardi malah menatap Muti serata mengisyaratkan agar istrinya saja yang menjawab pertanyaan anaknya itu.

"Eum, bunda to the point aja ya nak. Se-sebenarnya, kami mau menjodohkan kamu dengan anak temannya ayah, Om Harun. Kamu tahukan om Harun?"

"Uhuk!!" Reni tersentak batuk mendengar itu. Sampai-sampai Ia gelagapan mengambil air minum.

What! Dijodohkan?

"Ma-maksud ayah sama bunda, gimana?"

"Jadi sebentar malam kita akan bertemu dengan teman ayah, sekaligus orang tua dari laki-laki yang akan ayah jodohkan denganmu."

Apa-apaan ini? Bahkan Ia baru saja naik kelas 12.

Reni tidak mengelak perjodohan ini. "Heum, me-memangnya laki-laki itu mau sama perempuan seperti Reni, ayah?"

"Kenapa tidak mau? Anak ayah kan cantik, baik, sayang ayah sama bunda, rajin, pintar dan jago masak lagi."

"Reni kan introvert, gak punya teman banyak, banyak kekurangan, sering dikatain bisu." Reni menunduk, menggigit bibir bawahnya.

"Sayang, penilaian orang itu berbeda-beda. Kami juga tidak akan memaksa kamu kok. Kalau memang kamu tidak mau, bilang saja nak." Muti memeluk anaknya.

"Reni mau dijodohkan kok. Kan perjodohannya nanti pas lulus sekolah."

Altruistic✓Where stories live. Discover now