06| First night

753 33 1
                                    

Hidup akan terus berjalan, maka berhentilah
meratapi masa lalu. Masa lalu bukan untuk dilupakan, melainkan sebagai media pembelajaran di masa depan.
______

Sehabis membersihkan diri dan berganti pakaian, Reni lalu merapikan bajunya ke dalam lemari yang sebelumnya berada di dalam koper. Setelah itu, Ia membereskan tempat tidur. Karena keasyikan membereskan tempat tidur, Ia tidak sadar jika Bian sudah memasuki kamar dan bersiap untuk tidur.

"Bi, tidur disini juga?" Tanyanya bingung.

"Iyalah, kamar-kamar gue."

"Terus aku tidur dimana?"

Bian masih tak berpaling dari ponselnya. "Di tempat tidurlah! Mama gak nyediain sofa disini. Masa iya lo tidur di lantai?"

"Jadi, Reni tidur sama Bian?"

"Terus lo ngarep tidur sama siapa? Kuyang?"

"Gak! Nanti Bi macam-macam."

"GR banget lo."

"Terus aku tidur dimana?"

"Ck. Terserah lo mau tidur dimana, bukan urusan gue." Bian berdecak karena Reni tak berhenti untuk bertanya.

"Kalo gitu, aku tidur di kamar tamu." Reni bergegas ingin keluar.

"JANGAN!!" Bian yang semulanya berbaring, kita sudah terduduk.

Langkah Reni seolah terhenti, mendengar teriakan Bian. Ia kemudian berpaling untuk menanyakan alasannya. "Kenapa?" Tanyanya.

"Lo mau buat mama sama papa kecewa? Kalo lo tidur di kamar tamu?" Reni menggeleng mendengar pertanyaan Bian.

"Tapi, aku tidur di mana?"

"Ck. Lo tidur di kasur!"

"Nanti kamu macam-macam."

"Macam-macam apasih, hah? Belum sehari nikah, udah bikin gue emosi." Gusar Bian frustasi.

Kemudian Ia berdiri, membuka baju dan melepaskan sabuk celananya. "Udah sana tidur! Atau lo mau gue macam-macam beneran?" Ancamnya.

Reni seketika menggeleng, lalu berlari ke arah tempat tidur. Gertakan Bian membuatnya ketakutan. Bahkan, Ia tak pernah mendengar ayahnya berkata dengan nada bicara seperti itu padanya.

Sudah tengah malam namun Reni masih belum bisa memejamkan matanya. Ia terus berjaga-jaga jika sewaktu-waktu Bian berbuat aneh-aneh padanya. Bahkan, guling yang menjadi pembatas tidak membuat Reni merasa aman tidur seranjang dengan Bian. Jika hari ini Ia aman, Ia tidak tau dengan hari-hari selanjutnya.

Tapi kalau macam-macam, gak ada salahnya juga sih. Kan sudah sah, malah jadi sunnah dan berpahala.

Tapi, belum siap.

°°°°°°

"Kamu udah bangun, sayang?" Tanya Windi yang sibuk menata sarapan di atas meja bersama Reni.

"Iya ma." Jawabnya, "waah!! tumben mama masak bubur ayam. Aromanya wangi banget." Bian yang dari tadi terlihat ngantuk, kini merasa bersemangat karena aroma bubur ayam.

"Gimana, enak?"

"Enak sekali Ma. Mama memang jago masak." Bian terus saja memenuhi mulutnya dengan bubur ayam.

"Yang masak bukan mama, tapi istri kamu."

Bian langsung menelan bubur ayam itu dengan berat. Sepertinya Ia ingin memutar waktu, lalu menarik kembali kata-kata pujiannya terhadap bubur ayam yang kini sedang dimakannya.

Bian kesal menatap Reni yang kini tersenyum karena pujiannya itu.

"Bian, papa sama Mama mau kasih kamu sesuatu."

"Sesuatu apa, Pa?"

"Gini, karena bunda dan ayahnya Reni memberi kalian hadiah pernikahan sebuah mobil. Mak papa dan mama akan memberikan kalian ini." Windi memperlihatkan sebuah kunci kecil, yang sudah dipastikan kunci tersebut adalah kunci rumah.

"Mama dan papa kasih kita rumah?" Tebak Reni.

"Iya sayang, dan hari ini kalian berdua akan pindah ke sana."

"Jadi mama ngusir kita dari rumah?" Sindir Bian, karena Windi secara tiba-tiba menyuruhnya pindah.

"Bukan sayang. Kalian ke sana karena mama, papa, bunda Muti dan ayah Ardi ingin agar kalian bisa belajar dan berlatih mandiri serta bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan ke pasangan."

"Iya sayang, kita juga tidak akan melarang jika kalian ingin berkunjung ke sini."

Jika sudah Harun yang berkata, Bian sudah tidak bisa menolak perintah. Karena perkataan Harun sudah menjadi keputusan akhir dan terbaik untuknya. Apalagi, setelah pernikahan kondisi Papa nya kini berangsur membaik. Ia tak ingin jika membantah atau menolak, kondisi papa nya re-down.

"Baik Pa, Ma. Kalo gitu, kami mau beres-beres dulu sebelum pindah." Ujarnya yang diangguki keduanya. Sedangkan Reni hanya mengikut suaminya dari belakang.

TBC

Kalo ada typo, please tandain supaya aku bisa memperbaiki😌

Altruistic✓Where stories live. Discover now