13| Jatuh hati?

275 24 3
                                    

2 fakta introvert. Pertama, Suka kesendirian bukan kesepian. Kedua, Suka kebersamaan bukan keramaian.
____

Entah kenapa, hari ini Reni begitu ingin merasakan sejuknya udara sore. Karena itu, sekarang Ia memilih bersantai dan berdiam diri di halaman rumahnya. Seperti ini yang Reni mau, berada di suatu tempat yang damai tanpa banyak keramaian.

"Hai Ren, gimana kabarnya?" Suara cempreng itu mengagetkannya.

Reni memegangi dadanya kaget, "astaga Alam! Kamu ngagetin aku aja."

"Sorry-sorry Ren, kalo gue ngagetin Lo." Alam ikut duduk di seberang kursi Reni.

"Rio mana? Tumben gak datang bareng kamu?"

"Rio lagi sibuk bantuin bokapnya. Rencananya gue kesini buat jengukin lo sekaligus mau main PS bareng sama Bian. Nih buat lo, di makan ya!" Alam memberikan paperbag yang berisi cemilan untuk Reni.

Dengan sumringah Reni menerimanya. "Makasih ya Alam. Ohiya, Bian gak ada di rumah." Jawabnya, menerima pemberian Alam.

"Sore-sore gini, Bian kemana?"

"Dia lagi jalan sama Nanda."

"Jalan? Bareng Nanda?" Alam mengernyit mendengarnya, yang dibalas anggukan oleh Reni.

"Dia milih jalan bareng Nanda dan ninggalin istrinya yang masih sakit?" Alam sedikit meninggikan suaranya.

"Aku udah sembuh kok, Alam."

"Terus kalo Lo udah sembuh, Lo mewajarkan sikap Bian itu?" Reni sedikit termenung mendengarnya.

"Jangan seperti ini Reni! Iya, gue tau Nanda memang punya hubungan dengan Bian jauh sebelum Lo kenal dia. Tapi, sekarang yang berhak atas Bian itu Lo, Reni. Nanda udah gak berhak, biar bagaimanapun Istri jauh lebih penting daripada pacar."

Mendengar hal itu, Reni bukannya membenarkan tapi malah ketawa, yang membuat Alam bingung. "Kok, kamu yang lebih kesal sih? Hhaha." Tanyanya, dengan tawa yang tidak henti.

"Kok lo malah ketawa sih? Lo nggak peduli dengan apa yang dilakukan Bian?"

"Bukan tidak peduli, tapi aku percaya apa yang dilakukan Bian adalah hal yang terbaik untuk dirinya. Aku tidak mungkin mengekang seseorang demi kepentingan pribadiku." Ujarnya tersenyum, menatap lurus ke depan.

"Selain itu, perhatian Bian kemarin sudah cukup membuktikan kalo dia juga memperdulikan aku." Lanjutnya lagi.

"Kalo diliat-liat, sepertinya lo udah cinta sama Bian?" Mendengar itu membuat Reni hanya terdiam.

"Hhaha, gak perlu lo jawab! Diam dan merah di pipi lo sudah menjawab semuanya."

"Eumm, i-itu aku mau bikinin kamu minum dulu." Reni seolah mengalihkan pembicaraan.

"Gak usah Ren! Ini Gue udah mau pulang kok. Salam untuk Bian yah!"

"Take care, Alam." Ujar Reni yang diangguki oleh Alam yang sudah melaju di atas moge nya.

Reni termenung tatkala mengingat perkataan Alam tadi. Apa benar dia sudah jatuh hati dengan Bian? Serapuh itukah hatinya, hingga modal perhatian Bian kemarin sudah membuatnya bisa jatuh cinta? Atau justru dia sudah jatuh hati pada Bian saat pertama kali menikah?

Entahlah, yang jelas setiap kali mendengar orang-orang menceritakan buruk mengenai Bian, hatinya begitu sakit, sedih dan tentunya tak terima. Bahkan, Bian adalah alasan Reni mau mengeluarkan keluh kesah dan amarah pada orang-orang yang menjelekkan suaminya. Melupakan kodrat yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang Introvert.

Ya Allah sekuat itukah efek jatuh cinta?
Bisa membuat orang lemah menjadi kuat.
Membuat orang yang takut jadi berani.

Mungkin inilah yang dinamakan the power of love.

°°°°°

Entah kenapa hari ini Reni begitu bahagia, hanya karena mengingat perhatian Bian kemarin yang menggendongnya saat sakit. Ingin rasanya Ia memutar kembali waktu, kemudian menghentikannya saat kejadian itu, agar Ia bisa berlama-lama di gendongan Bian.

Kejadian itu membuat Reni gila dibuatnya. Bagaimana tidak, memikirkan hal itu membuatnya tersenyum-senyum sendiri sekarang. Apalagi di tambah Alam mendefinisikannya bahwa Ia benar-benar mencintai Bian.

"Bikinin gue es teh!" Bian memudarkan lamunan Reni yang baru saja menuruni tangga.

"Es teh? Minum es malam-malam gak baik, Bian. Nanti kamu bisa flu." Jawabnya, seolah tak setuju.

"Peduli apa lo? Buatin cepat, gue haus." Reni mengangguk cepat dan berjalan ke dapur untuk membuatkan es teh.

Dari kejauhan, Reni menatap Bian yang sibuk main ponsel. Reni yang masih memegangi teh itu, masih saja tersenyum dan sedikit malu mengingat kejadian kemarin. Kenapa sih harus selalu terbayang-bayang? Padahal kan cuman di gendong 5 menit, eh bapernya malah infinity (tak terbatas)<3

Perlahan tapi pasti, Reni menghampiri Bian dan memberikan es teh yang di buatnya. Sembari, sedikit melirik ke arah suaminya yang sangat sibuk bermain game online.

"Bian, ini es teh nya."

"Hm."

Hm? Wtf. Makasih kek, apa kek, ini di balas deheman doang. Sabar, author bukan Reni:v

"Bian?" Panggil Reni sedikit takut.

"Hm?"

"Eum, Bian."

"Ck. Apa?" Bian berdecak kesal, pasalnya Reni terus saja mengganggunya bermain game, dengan memanggilnya terus menerus.

Reni menarik nafas pelan, lalu menghembuskannya. Setidaknya hari ini Ia harus mengatakannya. "Aku mau bilang terimakasih." Jujur saja, Reni begitu gugup untuk mengingatkan Bian masalah kemarin.

"Untuk apa?"

"Karena kemarin pas aku sakit, kamu udah perhatian sama aku." Satu tarikan nafas, Ia mengucapkan itu. Semoga saja, Bian tak meledeknya.

Bian memutar kedua bola matanya. "Gak usah ke GR-an! Itu gue lakuin, karena takut orang tua kita nyalahin gue nanti." Jawabnya santai tak berpaling.

Jleb!

Senyum yang tadi terukir di bibirnya, kini seketika buyar hanya karena satu kalimat. Ibaratnya gini, setelah dilambungkan tinggi ke langit, hanya dengan satu goncangan menghempaskannya ke bumi. Sakit woi:v kayak ada patah-patahnya.

Sedikit sedih sih, Reni mendengarnya. Ia pikir Bian Perhatian dari hati tanpa ada alasan terselubung. Saking sedihnya mendengar itu, Ia langsung pergi ke kamar tanpa menjawab sepatah kata apapun.

"Napa tuh anak?" Bian bingung dengan sikap Reni. Namun, sedetik berikutnya ia mengedikkan kedua bahunya, tanpa tak perduli.

Ternyata memang benar ya, berharap terlalu ketinggian itu akhirnya sakit banget, jika harapan yang kita harapkan tak sesuai dengan realita yang kita dapatkan.

TBC

Mencintai suami yang notabennya pacar orang lain itu salah ga sih?😭🙃

Don't forget to vote yah ( ˘ ³˘)♥

Altruistic✓Onde histórias criam vida. Descubra agora